Mak-adang.com , JAKARTA.
Sebuah fenomena menarik muncul di Jakarta dengan munculnya generasi kedua perantau Rao-Rao yang menekuni industri kuliner. Sebelumnya, beberapa perantau telah membuka rumah makan Minang di berbagai kota seperti Solo, Serang, bahkan di Tanah Abang, meskipun beberapa di antaranya tidak berlanjut hingga saat ini.
Di tengah keramaian Jakarta Timur, kisah sukses bermula dari Rao-Rao Bahari yang berlokasi di Rawasari. Didirikan oleh H. Rifki Fauzi, putera perantau Rao-Rao H. Fauzi Bahar. Dikenal juga dengan Fauzi Lambau yang dulu membuka usaha perbukuan di Senen. Rifki kini telah memperluas jangkauannya dengan membuka cabang kedua di Cibubur. Aneka sajian lezat khas bahari disuguhkan untuk memanjakan lidah para pengunjungnya.
Namun, tidak hanya Rifki yang merintis langkah-langkah dalam industri kuliner. Ada pula Adi Nugraha, putera dari Rasyidun di media sosial dengan nama Madun Sidun Pirolin, seorang pedagang pakaian di Pulogadung, juga memilih untuk terjun ke dunia bisnis kuliner.
Bebek Madura.
Adi membuka “Kedai Nasi Bebek Madura Baba Adi” yang terletak di Jalan Raya Pondok Kelapa Blok I No 13, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Dengan mengusung cita rasa khas Madura, Adi Nugraha menawarkan nasi bebek bumbu Madura yang lezat dan menggugah selera. Usahanya diharapkan menjadi destinasi favorit bagi pecinta kuliner yang ingin menikmati hidangan autentik dengan harga yang terjangkau.
Dari pedagang pakaian, pegawai swasta hingga bankir, generasi kedua perantau Rao-Rao menunjukkan keberagaman dalam latar belakang karir mereka sebelum terjun ke dunia kuliner. Semangat kewirausahaan sejak dulu sangat menonjol di batin orang Rao-Rao.
Di luar usaha ini, berbagai ‘rumah dapur’ juga menggeliat dengan usaha rendang dan makanan khas dalam kemasan yang dapat dipesan dan dikirim ke berbagai alamat di tanah air.
Warga dan perantau Rao-Rao konsistem mengangkat dan melestarikan cita rasa khas daerah. Ada benang merah yang menumjukkan kepiawaian mereka dalam memasak sebagai perjalanan dalam industri makanan yang selama ini belum banyak dicatat dan dikaji dengan serius .
Dengan berbagai inovasi dan dedikasi, diharapkan generasi Rao-Rao terus mengukir jejak dalam industri kuliner Jakarta yang semakin berkembang. ( andi mulya) ***