Mak-adang.com, JAKARTA.
H. Muhammad Y. Kasmir, seorang pengusaha alat berat asal Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat, menjadi teladan inspiratif. Ia membangun jalan sepanjang 21 kilometer di daerah kelahirannya. Proyek ini merupakan salah satu wujud nyata kepedulian Kasmir terhadap kemajuan kampung halamannya sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat untuk mobilitas arus orang dan barang di lintas Barat Sumatera.
Menurut Syafnur Maibon, salah seorang perantau asal Lubuk Basung, saat ini prmbangunan jalan sudah tahap pengerasan. Biaya pembangunan jalan ini diperkirakan mencapai Rp7 miliar. Meski begitu, katanya, Uda Kasmir –panggilan akrabnya–berbesar hati berinvestasi dana pribadi untuk mewujudkan proyek ini.
“Ini adalah kebutuhan yang mendesak, tidak hanya untuk warga Lubuk Basung tetapi juga bagi pengguna jalur lintas barat Sumatera,” kata Maibon kepada Mak-adang.com , Senin (10/12).
Pada Oktober 2024, Maibon bersama para perantau yang tergabung dalam Rukun Keluarga Lubuk Basung (RKKL) Jabodetabek mengunjungi lokasi proyek tersebut. Ia menyaksikan langsung perkembangan pembangunan jalan ini. “Warga dan perantau sangat gembira dan berterima kasih atas bantuan pribadi Uda Kasmir” katanya.
Perjalanan.
Uda Kasmir, yang kini berusia 70 tahun, dikenal sukses sebagai pengusaha di bidang penyewaan dan pengadaan alat berat. Perusahaan swasta dan BUMN menjadi klien utamanya berasal dari sektor konstruksi, pertambangan, infrastruktur jalan dan jembatan, hingga kehutanan dan pertanian.
Kariernya dimulai dari bawah. Pada usia muda, ia bekerja sebagai operator dan mekanik di PT First Indonesian Plant Hire (PT FIPH), perusahaan penyedia jasa rental alat berat pertama di Indonesia.
Pada tahun 1979, berkat kerja keras dan dedikasinya, Kasmir dipromosikan menjadi supervisor, bahkan setara dengan manajer pemasaran dan operasional. Selama bertahun-tahun, ia berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain, mengumpulkan modal pengalaman dan keahlian serta jaringan.
Dengan keberanian dan visi ke depan, Kasmir mendirikan perusahaan rental alat berat yang kini menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia.
Bagi Kasmir, ini bukan hanya soal pembangunan fisik tetapi juga kontribusi nyata terhadap kampung halaman. Ia berharap proyek ini bisa menjadi inspirasi bagi pengusaha lainnya untuk turut berkontribusi membangun daerah asal.
“Kita tidak boleh lupa dari mana kita berasal. Kampung halaman adalah bagian dari identitas kita, dan sudah menjadi kewajiban untuk membantu memajukannya,” ungkap Kasmir dengan penuh keyakinan.
Dukungan dari Masyarakat
Antusiasme masyarakat terhadap proyek ini sangat besar. Mereka tidak hanya mendukung secara moral tetapi juga secara nyata dengan menyumbangkan lahan untuk pembangunan jalan. Kolaborasi antara Kasmir dan warga menjadi contoh bagaimana kerja sama yang baik dapat membawa perubahan signifikan.
Dengan proyek ini, Lubuk Basung mendapatkan perhatian yang layak sebagai salah satu daerah potensial di Sumatera Barat.
Amal Baik.
H. Muhammad Y. Kasmir membuktikan bahwa pengusaha tidak hanya berperan dalam membangun bisnis tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial untuk mendukung komunitasnya. Pembangunan jalan ini adalah salah satu bentuk kontribusi nyata yang membawa manfaat besar bagi masyarakat.
Di usia senjanya, Kasmir tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia menunjukkan bahwa kesuksesan sejati terletak pada kemampuan untuk berbagi dan menciptakan perubahan positif bagi sesama. Dengan proyek ini, ia tidak hanya membangun jalan tetapi juga harapan dan masa depan yang lebih baik untuk Lubuk Basung. (andi mulya)***