logo mak-adang.com

Arsip (8) BUNGA : TIGA TAHUN LALU.

 Dr. Andi Mulya, S.Pd., M.Si.     3/06/2023    Arsip   158 Views
Arsip (8) BUNGA : TIGA TAHUN LALU.
Beberapa tahun lalu, seorang bos menawarkan kepada saya untuk menulis bukunya. Seperti ke iya saja waktu itu saya diundang ke rumahnya. Diperlihatkan kekayaanya dan bla bla bla.
Kebetulan satu anaknya butuh narasi tentang cintanya dengan Bunga, yang akan dirayakan dalam pernikahan besar.
Jadilah saya memahami bagaimana mereka berkenalan, berpisah, dan menjalin hubungan jarak jauh.. Lalu jadi.
Saya kira, pandai juga saya merangkai kata baik rayuan pulau kelapa, seperti permintaannya. Tadi saya melihat dan penasaran, ini kisah apa. Atau saya yang sedang galau lalu menulis kisah yang terkunci (only me).
Saya baru sadar dan ingat nama Bunga.
Kisah cinta adalah satu bagian penting dalam setiap novel. Silahkan semoga anda senang mengikutinya. Dan bila mau dinarasikan kisah cinta anda, mungkin saya orang yang tepat. Hehehe. Promosi selagi gratis sastrawan Evan Ys Rini Febriani Hauri
***
Aku adalah teman dari temanmu.
Jadi kita dikenalkan di Citos. 25 April tahun lalu.
Aku hanya ingin menjalaninya biasa saja. Tapi dari awal sudah aku katakan pada Dinda, temanku itu: “Kalau hanya main-main, aku tak mau.”
Ternyata kamu bersungguh-sungguh. Itu terlihat selama tiga bulan kita jalan bersama. Ya ke Taman Safari. Ya ke Ancol. Juga ke Kota Tua.
Dari biasa kemudian jadi luar biasa. Buktinya aku merasa kehilangan saat akan kembali ke London.
Kamu ke Padang pula hari itu. Sepi… walau banyak orang di Bandara Soetta.
Selamat tinggal Tanah Air. Aku perlu setahun lagi bisa kembali.
Tatkala libur, Desember tahun lalu, aku berharap kita jalan bersama kembali.
Hmm… Tidak mudah ternyata. Kamu juga sibuk. Padahal aku libur cuma dua pekan. Jumpa ku, juga jumpa teman. Singkat sekali rasanya.
Untuk kedua kali aku ‘terbang’ meninggal Jakarta. Kamu antar ke Bandara. Dan serr.. Ada ngilu di hati. Ada dawai yang bergetar di batin. Inikah disebut cinta?
London bagai beku. Tapi aku harus membakar semangat. Demi disertasi ini.
Tidak mudah menjalani hubungan kita. Kamu sepertinya selalu buru-buru dalam kontak jarak jauh. Di situ aku merasa kamu egois.
Tapi biarlah. Ada guru yang paling bijaksana. Dialah waktu.
Aku menjalani waktu ku. Kamu dengan waktumu.
Dan kala ada bunga di depan kamar apartemenku. Jantungku berdegup kencang. Kamukah pengirim bunga tanpa nama itu?
Semangat dan selesai disertasinya. Begitu tertulis di secarik kertas.
Tidak. Kamu bukan pengirimnya. Aku menduga, bisa jadi ada lelaki lain, yang serius menggodaku.
Aku tidak peduli. Hanya ingin menunggumu. Berucap cinta. Dan tunai dengan perkenalan antar keluarga kita.
Kamu lelaki pilihan Allah bagiku. Semoga makin sukses dan meningkatkan sabarmu.
Ttd
Bunga.
Foto: layar tangkap sopi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *