Mak-Adang.com, CITAYAM.
Idul Fitri merupakan momen yang dinanti-nanti oleh umat Muslim setiap tahunnya. Di tengah suasana kegembiraan dan kerinduan akan kebersamaan, terdapat sebuah naskah yang menarik perhatian. Saya punya naskah berjudul: “Sebelum Matahari Terbit Kawan, ” menggambarkan pengalaman Idul Fitri 10 tahun yang lalu, pada tanggal 8 Agustus 2013. Dalam naskah ini, terdapat beberapa fitur menarik yang patut dibaca dan diresapi.
Pertama, adalah saling berbagi ucapan selamat. Pada saat menjelang fajar, penulis menerima sekitar 30 pesan singkat ucapan selamat dari sahabat-sahabatnya. Meski sederhana, pesan-pesan tersebut mencerminkan kehangatan persahabatan yang tak tergantikan. Penulis berniat untuk membalas setiap pesan dengan doa dan ucapan yang sama. Keunikan ini menunjukkan betapa pentingnya mengucapkan selamat kepada sesama di momen yang berbahagia.
Selain itu, naskah ini menggambarkan suasana menjelang Idul Fitri di beberapa tempat di Depok. Penulis mengamati kondisi macetnya Citayam, ketenangan yang terasa di Depok, dan kereta api yang tertahan di Depok Baru. Menariknya, pasar Citayam masih ramai pada menjelang jam 12 malam, mencerminkan semangat masyarakat dalam berbelanja dan persiapan menyambut hari raya.
Takbir yang membelah langit menjadi ciri khas Idul Fitri juga disinggung dalam naskah ini. Penulis menyampaikan bahwa takbir ini seolah-olah tak memberi ruang di udara kecuali Asma Allah. Suara takbir terdengar meriah dari Masjid Kampus Gunadharma di Depok hingga ke pasar Citayam, perumahan Depag, dan PAbuaran. Naskah juga menyoroti berdirinya belasan musholla baru di setiap perumahan, menunjukkan semangat keagamaan masyarakat yang semakin bertambah.
Keunikan lainnya adalah permasalahan banjir yang kerap menghantui Jakarta dan sekitarnya, termasuk Depok. Penulis mencatat bahwa air di tiga kali di Citayam mengalir deras dari Bogor. Radio merilis informasi bahwa air di Pintu Manggarai akan naik dan kawasan Kampung Pulo di Kampung Melayu akan terkena banjir. Hal ini menggambarkan perjuangan saudara-saudara kita yang harus menahan dinginnya air banjir di saat yang bersamaan kita saling berbagi ucapan selamat.
Terakhir, naskah ini menyoroti pentingnya kepemimpinan yang berdedikasi dan memiliki tanggung jawab. Penulis mengkritisi pemimpin yang hanya mencitrakan diri dan tidak hadir dengan sepenuh hati. Dalam konteks ini, penulis menyampaikan bahwa mungkin resiko banjir tidak seburuk saat ini jika pemimpin hadir secara sungguh-sungguh dalam menangani masalah tersebut. Hal ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya kepemimpinan yang bertanggung jawab.
Melalui naskah “Sebelum Matahari Terbit Kawan,” saya merenungkan tentang momen Idul Fitri 10 tahun yang lalu dengan sejuta makna di dalamnya. Dalam artikel ini, kita telah menyingkap beberapa fitur menarik yang terdapat dalam naskah tersebut, mulai dari saling berbagi ucapan selamat, keunikan suasana menjelang Idul Fitri di Depok, hingga pesan penting tentang kepemimpinan yang bertanggung jawab. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari pengalaman tersebut dan merangkul semangat Idul Fitri dalam kehidupan kita sehari-hari.
Selamat Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir Batin!
Citayam, 8 Agustus 2013.
& 2 Juli 2023.