Kliping Koran Harian Pelita
(29 November 1979)
Ini adalah arsip tentang awal berdirinya Pesantren Darunnajah di Ulujami, yang kini sudah memiliki 21 Cabang di seluruh Indonesia. DN 8 di desa Cidokom, Gunung Sindur adalah yang paling sering kami kunjungi karena sejak 2014, dua putera saya menempuh pendidikan di sini. Afiq lulus 2020 dan kini sedang melanjutkan S1 di Turki. Sedangkan Aziz kimi kelas 2 SMA DN 8, disebut kelas XI cara kini. Sedsngkan Suci sudah diterima dan akan masuk kelas 1 SMP Putri DN 8.
Jadi sampai 2030 nanti, kami Insya Allah masih akan bolak-balik ke pondok DN 8 tersebut, bila Suci sampai menamatkan SMA 6 tahun ke depam di sini.
Ini beberapa hal yang saya catat dari kliping koran Pelita, dimana 1995 saya pernah jadi wartawannya.
Desa Ulujami.
Direktur Pesantren, Mahrus, yang saya kenal kemudian bernama Mahrus Amin, kala itu berusia 35 tahun. Ia giat membangun dari awal Darunnajah di atas lahan 5 ha. Di desa Ulujami
Kurikulum semuanya salinan atau copy paste dari Pondok Modern Gontor. Adapun di awal pondok menyediakan kelas belajar pagi hari sedangkan siang mereka pulang ke rumah masing-masing di sekitar desa Ulujami.
Di kolom kedua kliping juga terungkap ada kegiatan ketrampilan santri, seperti membuat tikar,
Dimungkinkan karena kala itu di desa Ulujami masih banyak tersedia pandan besar yang menjadi bahan pembuat tikar. Walau tidak dijelaskan di sini, dapat diduga, tikar itu dimanfaatkan untuk santri baik untuk sajadah, atau untuk duduk belajar, bahkan alas tidur. (andi mulya)
(Sunber foto: fb Pesantren Darunnajah).