logo mak-adang.com

Abstrak : Habis Minyak Terbitlah …

 Dr. Andi Mulya, S.Pd., M.Si.     27/02/2023    Arsip   91 Views

Habis Minyak Terbitlah Inovasi.

Sebesar 78 persen produksi minyak nasional berasal dari Pulau Sumatera, dan Provinsi Riau dikenal sebagai daerah penghasil minyak terbesar. ‘Negeri Kaya Minyak’ begitu sejak dulu julukan bagi Riau. Akan tetapi dalam lima tahun terakhir ini, minyak sebagai sumber ekonomi daerah meredup bahkan mulai sekarat. Hal itu dapat disaksikan terutama di Duri, Minas, dan Rumbai, yang lengang karena penduduk berpindah dan meninggalkan daerah ini, disebabkan tiada lapangan pekerjaan dari eksplorasi minyak. Dulu daerah tersebut memang pernah berjaya sehingga perusahaan Caltex dan kemudian Chevron, sangat dikenal karena minyak terbukti menyejahterakan rakyat.

Masalah kini muncul ketika Chevron meninggalkan Riau dengan sumur -sumur minyak yang diambil alih oleh perusahaan nasional Pertamina, yang minim investasi dan eksplorasi seperti dilakukan Chevron. Minyak tidak lagi menjadi sumber ekonomi daerah. Sementara pemerataan pendapatan harus terjadi terutama untuk menghidupi rakyat kecil.

  1. J. Chambell telah menjelaskan dalam buku Eating Fossil Fuels (2006), karya Dallle Allen Pfeiffer bahwa minyak akan surut. Di sinilah tantangannya, karena eksplorasi minyak telah mengurangi dan merusak ekosistem (degrades ecosystem). Sementara rakyat harus tetap makan, dan pilihannya adalah sektor pertanian.

 

Subsidi Minyak bagi Petani di Riau.

Apa yang disarankan Campbell, sang direktur The Asosiation for the Study of Peak Oil itu untuk Riau saat ini? Menurut hemat penulis adalah memberikan subsidi hasil minyak sebesar-besarnya bagi pertanian Riau.

Riau telah menjadi lahan perkebunan yang besar, akan tetapi belum diiringi dengan upaya produksi pertanian khususnya untuk konsumsi sendiri. Lahan-lahan di Riau perlu dipertahankan dan diperluas sehingga Riau, dengan subsidi hasil minyak yang minim kini, bisa membangun sentra-sentra sayuran, buah-buahan, tanaman pangan, umbi-umbian, juga ikan dan ternak besar seperti kambing dan sapi.

Ada tiga strategi yang harus dilakukan seiring dengan pembangunan sentra-sentra pertanian tersebut. Pertama Riau diharapkan membangun pabrik pupuk skala kecil dan menengah yang berbasis di lingkungan pertanian masyarakat. Pupuk adalah faktor produksi penting, tapi pengadaannya ditujukan untuk menyerap tenaga kerja lokal, dan pertumbuhan di sentra pertanian, serta mendorong produktivitas hasil tani, dengan biaya murah dan distribusi merata.

Kedua, kerja sama dengan perguruan tinggi untuk penelitian dan sekolah menengah pertanian dan teknologi untuk pengembangan hasil pertanian.

Ketiga, Pemerintah Daerah baik provinsi dan kabupaten bersama DPRD menetapkan visi pembangunan pertanian subsidi hasil minyak tersebut dengan solid.

Ada tanggung jawab pemerintah daerah sebagaimana Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 2004, tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Pasal 76 mengatakan bahwa Kegiatan pengembangan lingkungan dan masyarakat setempat oleh kontraktor dilakukan dengan berkoordinasi dengan

Pemerintah daerah.

Laporan Fitra Riau (2017) menyebutkan bahwa dana bagi hasil minyak 15 persen untuk Riau selama ini dialokasikan untuk pendidikan kesehatan dan penanggulangan kemiskinan. Namun ternyata hasilnya masih jauh dari harapan.

Fitra juga melaporkan di daerah eksplorasi minyak di Riau, saya justru terdapat kantong-kantong kemiskinan. Oleh sebab itu pilihan mengalokasikan dana hasil yang minyak Riau bagi pertanian adalah pilihan membangun ekonomi kerakyatan.

Siklus Nabi Yusuf.

Seberapa lama membangun ekonomi rakyat dengan pertanian di Riau, sebagai respon menurunnya ekonomi setelah minyak menurun?

Mubyarto (1999:1-2) pada Bab 1 bukunya: “Reformasi Sistem Ekonomi,” mengutip tentang kisah Nabi Yusuf menghadapi krisis.

Pada Al Qur’an surat Yusuf ayat 47 Yusuf berkata: “Agar kamu bertanam tujuh tahun lamanya, sebagaimana biasa. Maka apa yang kamu tuai iya hendaklah kamu biarkan di bulirnya, kecuali sedikit yang kamu makan. ”

Pada ayat berikutnya dijelaskan tentang tujuh tahun yang paceklik, saya sehingga rakyat masih bisa hidup dari gandum yang mereka simpan.

Oleh ahli Barat, ini menjadi teori pertumbuhan dimana Tuhan memutar roda kehidupan senang dan susah selama periode tujuh tahun. Mereka menyebutnya sebagai Yosep Cicle Theory.

Bila bercermin dari itu, maka membangkitkan pertanian Riau, bisa dimulai dari 2019 ini, saya tepatnya di pemerintahan baru. Masa menanam dibuat selama tujuh tahun pertama kali agar kemiskinan dan kesenjangan ekonomi teratasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *