Saya menjadi wartawan sejak lulus S1, tahun 1994. Sejak mahasiswa, 1992 sampai lulus, saya menjadi wartawan tidak tetap di satu koran daerah, Harian Semangat namanya. Mengapa wartawan tidak tetap? Karena harian ini menjadi sandaran banyak penulis karena terbuka untuk non karyawan menulis berita. Walau honornya kecil, tapi lancar setiap bulan diperoleh bila kita datang ke bagian administrasinya. Jadi sambil ke kampus saya mencari berita pendidikan meliputi tri dharma perguruan tinggi itu.
Sementara, belajar dari sana, saya ‘melangkah’ ke media lain. Seperti Republika misalnya, saya tulis laporan perjalanan Da’wah ke Mentawai. Sekali keluar, tak sampai sepekan, honornya sampai berupa wesel sebesar Rp 75.000. Padahal, Ortu mengirim saya Rp 50.000 per bulan.
Jadi sejak 1992 itu saya menulis beragam produk baik tulisan kreatif seperti artikel, features, terakhir buku cerita anak dan novel. Juga tulisan ilmiah malah pernah menang sebagai peneliti terbaik LIPI, Brin nya saat ini. Beberapa buku lain juga saya hasilkan seperti ensiklopedia olahraga Indonesia dari Penerbit Angkasa tahun 2010. Dalam tempo 1 tahun saya menyelesaikan 2.000 halaman. Mungkin ada yang bertanya insentifnya, karena tidak sistem royalti, tapi beli putus naskah di awal. Pokoknya Rp 75.000/lembar, jadi Rp 150 juta kontraknya. Ensiori itu, singkatannya, ada di toko nasional atau beli secara online.
Seiring S2 dan S3 dengan modal menulis ini pula, saya meyakini akan memperoleh penghargaan lebih baik karena selain bersungguh-sungguh menulis dan menjadi editor untuk beberapa depertemen (seperti laporan Pancawarsa satu kementerian).
Saya beranggapan belum memperoleh mitra yang tepat sesuai dengan pangsa pasar keahlian saya. Beberapa ada yg mengira tarif saya terlalu mahal. Saya jawab tentu saya karena saya bekerja keras untuk hasil tulisan yang baik dn membayar sendiri sekolah sampai s3 yang biayanya mahal.
Linier dengan keahlian menulis, jalan baik saya juga menulis disertasi tentang jurnalistik olahraga.
Demikian pengatar yang serius tentang kegiatan menulis, yang saya tuangkan dalam web mak-adang.com di bawah ini. Selamat membaca dan mari terus belajar menulis kreatif sebagai manusia yang selalu berfikir. Bukan mencopi paste.
Salam kreatif.
Andi Mulya.
(tulisan ini dimuat pertama kali di linkendl)