Mak-adang.com menghimpun informasi aktual tentang Sudan yang terus bergolak sejak 15 April 2023. Berikut empat hal penting diantaranya. Selamat membaca.
***
Hari ini Sudan sudah kembali porak poranda. Konflik terjadi antara dua kekuatan militer yang berebut pengaruh dan kekuasaan. Akibatnya juga dirasakan Warga Negara Indonesia yang dievakuasi setelah ‘terkepung’ satu pekan.
Berikut ini empat hal tentang Sudan hari ini.
1. EVAKUASI WNI
Ratusan WNI dievakuasi dari Sudan.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengatakan 897 warga negara Indonesia (WNI) sudah diungsikan dari ibu kota Sudan, Khartoum.
Sementara 557 tiba di Arab Saudi ada Kamis (26/4) pukul 10.00. Demikian Menlu RI, seperti dikutip Kompas.com.
Pada tahap pertama, kata Menlu RI, ada 569 orang dievakuasi, dimana 557 sudah melanjutkan perjalanan melalui laut ke pelabuhan Jeddah (Arab Saudi).
Evakuasi tahap kedua melalui jalur darat dari Khartum tiba di Kota Port Sudan juga pada Kamis (26/4) sekitar pukul 09.30 WIB.
Pada tahap ini dievakuasi 328 WNI, terdiri dari 29 perempuan, anak-anak 5 orang, dan laki-laki 294 orang menggunakan tujuh bus. Selain WNI, pemerintah Indonesia turut mengevakuasi enam warga negara Australia dan satu warga negara Sudan.
2. KONFLIK TAK PERNAH PADAM.
Konflik militer bersenjata terjadi sejak 15 April 2023. Namun Sudan punya sejarah konflik yang panjang.
Konflik di Sudan telah berlangsung lama hampir 70 tahun di Sudan sejak merdeka dari Inggris tahun 1956.
Kaa itu Sudan People’s Liberation Army (SPLA) memberontak atas pemerintah berkuasa berakhir damai 1972.
Tahun 1983 konflik itu merebak lagi karena isu penerapan hukum syariah yang ditolak Sudan Selatan.
Lalu selama tujuh tahun sejak 2003 Sudan mengalami perang saudara Darfur. Di sini konflik disertai dengan terlibatnya antar elemen dan suku-suku.
Belum habis perang Darfur, berlanjut lagi perang selama dua tahun setelah referendum kemerdekaan Sudan Selatan.
Dua perang atau konflik juga terus terjadi di negara bagian Kordofan Selatan dan Sudan Barat akibat diskriminasi terhadap etnis non Arab.
Lebih lengkap baca di link :
PERANG SAUDARA SUDAN: TUJUH KONFLIK YANG TERUS TERJADI HINGGA KINI.
3. MILITERISTIK.
Sudan lama dipimpin oleh militer yang kuat Omar Al-Basyir. Saking berkuasa lama: 30 tahun sampai 2019, ia disetarakan dengan penguasa Orde Baru: Soeharto. Bila Soeharto berkuasa 32 tahun dan Indonesia bergerak menuju reformasi dan demokratisasi (Yusril Ihza Mahendra mengatakan tak seideal yang dibayangkan), tapi tidak ada konflik bersenjata berlanjut.
Sementara Sudan hingga kini masih dikuasai dua jenderal dari dua lapangan tempur berbeda: satu tentara profesional berpangkat jenderal yakni Jenderal Abdel Fattah al-Burhan yang kini berusia 66 tahun. Sedangkan satu lagi, Hamdan, panglima tentara pejuang juga ber pangkat jenderal.
Sejak Omar jatuh tahun 2019, keduanya bertikai karena memiliki pasukan dan peralatan tempur yang seimbang.
Sudan kini sama dengan suasana Indonesia tahun 1955, terkait dengan rumitnya mempersatukan dua kubu militer tersebut. Demikian Dahlan Iskan menyebutnya. Walau pernyataan sepotong tersebut masih belum sepenuhnya benar.
“Ketika tentara rakyat pejuang harus digabung dengan tentara resmi. Jiwa pemberontak mereka terus hidup. Ketaatan pada panglima pejuang disertai fanatisme bercampur mistis. Pendidikan kemiliteran mereka juga kurang sistematis,” tulis Dahlan Iskan.
4. POTENSI
Apakah melihat Sudan hanya soal konflik dan kemiskinan?
Sebenarnya tidak. Misal tentang Universitas.
Ada beberapa universitas terbaik di Sudan, namun berikut adalah profil dua universitas diantara yang terbaik di terbaik tersebut.
University of Khartoum: Didirikan pada tahun 1902, Universitas Khartoum adalah universitas tertua dan terbesar di Sudan. Universitas ini terletak di ibu kota Sudan, Khartoum, dan memiliki sekitar 18.000 mahasiswa. Universitas Khartoum menawarkan berbagai program sarjana, magister, dan doktoral di berbagai bidang, termasuk ilmu sosial, ilmu alam, kedokteran, teknologi, dan humaniora. Universitas Khartoum juga memiliki reputasi yang baik dalam penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
Sudan University of Science and Technology: Didirikan pada tahun 1991, Universitas Sudan untuk Sains dan Teknologi (SUST) adalah universitas publik yang terletak di Khartoum Utara. Universitas ini fokus pada pengajaran dan penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dan menawarkan berbagai program sarjana, magister, dan doktoral di bidang seperti teknik, sains, kedokteran, dan manajemen teknologi informasi. SUST telah membangun jaringan kerjasama dengan banyak universitas dan lembaga penelitian di seluruh dunia dan terus meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitiannya.
Ustad Abdul Somad menamatkan s3 di universitas di Omdorman Islamic University, Sudan, tahun 2017.
One thought on “INI EMPAT FAKTA TENTANG SUDAN HARI INI.”