Mak-adang.com, JAKARTA.
Sebulan telah berlalu.
Berkumpul dengan keluarga
Berkumpul pula dengan teman teman pemenang naskah buku nasional Badan Pembinaan dan Pengembangan (BPP) Bahasa, Kemendikbud RI.
Ada penghargaan
Banyak pula berbagi penghargaan diantara kami. Maksudnya pergaulan saling menghargai karena 110 peserta ini adalah pemilik 120 naskah yang menang lomba buku nasional yang dibagikan tahun depan secara nasional.
Kemendikbud menyediakan naskah sampai cetak. Pusat perbukuan yang akan mencetak. Lalu Sekneg yang akan membagikan untuk oleh-oleh bila Presiden RI dan Wapres berkunjung ke daerah. Termasuk 350 sekolah Indonesia di seluruh dunia di bawah binaan Deplu RI.
Menurut panitia, ada 727 naskah yang masuk. Lalu dipilih 120. Jadi ada 10 pemenang yang masing masing memenangkan 2 buku.
Saya bangga ternyata 6 dari 10 orang tersebut adalah teman teman dari Sumbar dan Riau.
Setelah saya data, ternyata 30 buku atau 25 persen dari total naskah menang adalah teman teman penulis asal Minang dan Riau itu.
Saya sejatinya sudah menyiapkan tulisan tentang sinyal kebangkitan penulis Minang dan Riau tersebut untuk hari Bahasa 28 Oktober lalu. Tapi secara bersamaan ada dua naskah lain yang harus saya selesaikan pada minggu tersebut.
Batal dah.. onde mande.
Kini sudah sebulan peristiwa itu. Teman teman sudah kembali ke daerah masing masing.
Ada yang mengaku langsung ludes hadiahnya yang 10 juta dikurangi pajak 500 ribu tersebut. Tapi semua penuh syukur.
Saya sudah beberapa kali menang lomba menulis. Tapi baru kali ini saya benar benar serasa menjadi penulis.
Kalau uang hadiah… bisa jadi berbilang bulan atau seketika bisa habis. Tapi kali ini kita beroleh kenangan, banyak teman yang umumnya orang orang satu sisi unik. Tapi di sisi lain sangat indepĂ©nden. Berfikir dan bekerja sangat merdeka.
Berfoto dengan setara Mendikbud bagi saya agaknya biasa karena sejak 1995 menjadi wartawan di Jakarta. Tapi berfoto bersama Waldan dari Pekanbaru.. putera Irwanto bersama main ke mana dengan suci dan aziz.. sungguh satu yang baru. Saya menjadi sangat mudah mencontohkan menjadi hafiz kepada ansk anak.
Sebab Waldan sudah hafiz 10 juz kalau tidak salah.
Hadiah bagi penulis tidak selalu berupa uang kan. (andi mulya) ***