Detik-detik sebelum satu bukit menimpa jalan dan rumah penduduk, suara gemuruh terdengar menakutkan. Dua orang remaja berlari menjauh, tapi tanah dan pohon yang menimpanya, seakan mengejarnya. Belum diketahui lokasi kejadian tersebut.
Mak-adang. com. JAKARTA.
Sumatera Barat diguncang oleh serangkaian bencana alam yang mengakibatkan kerugian besar baik dalam hal kehidupan manusia maupun infrastruktur. Kronologi kejadian tersebut dapat diceritakan dengan lebih lengkap sebagai berikut:
Pukul 07.40
John Andi Oktaveri tokoh perantau asal Tanah Datar di Jakarta menyampaikan bahwa galodo di Pandai Sikek menghanyutkan enam rumah. “Dua korban jiwa ditemukan. Sementara tujuh korban lainnya masih dalam pencarian,” katanya.
Pukul 07.41.
Kabar mengenai bencana tersebut tersebar luas melalui grup WhatsApp, di mana seorang anggota grup PII Silaturahim (Sumbar) melaporkan bahwa telah ada 19 orang meninggal dunia dan masih banyak yang hilang.
Pukul 07.43.
Group wa Islamic Center AlQud’s di Padang mengabarkan bahwa diperkirakan ada puluhan korban jiwa. Galodo di Kecamatan Sungai Pua terdapat 20 korban, di mana 12 orang dievakuasi ke rumah sakit, 4 orang telah dinyatakan meninggal, dan 4 orang lainnya masih dalam pencarian.
Pukul 08.47.
Masfar Rasyid, tokoh Sumbar yang berada di daerah terdampak, sangat kaget karena skala bencana yang luas. Dia menegaskan bahwa bencana tidak hanya terjadi di Bukik Batabuah, tetapi juga merambah ke beberapa daerah lain seperti Pandai Sikek, Koto Tuo, Balingka, dan Lambah Anai.
Pukul 09.11.
Riaupos.co melaporkan bahwa banjir lahar dingin dari Gunung Marapi telah menyebabkan lima warga wafat di Nagari Bukik Batabuah. Info bersumber dari Koordinator Tagana Bukittinggi, Salehan, membagikan informasi ini melalui pesan WhatsApp.
Pukul 09.15.
Yeyen Kiram, seorang penulis dan penyair asal Tanah Datar, mengkritik pembangunan tak terkendali di lembah Anai, yang telah meningkatkan risiko bencana alam seperti banjir bandang.
Di media sosial tersebar video yang memperlihatkan jalan ke. Lembah Anai putus sama sekali. Pemandian dan taman rekreasi di kiri menuju Padang hanyut oleh galodo.
Pukul 09.17
Ampera Salim, seorang warga asal Tanah Datar di Padang menyampaikan bahwa jalan menuju Batusangkar putus total. Lima orang meninggal dunia dan sembilan orang hilang di Nagari Parambahan.
Korban galodo di Panti, Rambatan, yang awalnya dikabarkan satu orang bertambah menjadi tiga orang.
Untuk bertugas ke Padang Panjang besok, Ampera akan mencoba melalui Malalak. Walau lintas ini juga dikabarkan terjadi longsor.
Pukul 10.00.
Belum terdengar pejabat berwenang yang memberikan keterangan mengatasi masalah korban jiwa penduduk, serta akses jalan dan infrastruktur yang rusak.
Dari kronologi ini, terlihat bahwa serangkaian bencana alam yang terjadi dalam rentang waktu singkat telah menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat Sumatera Barat. Ini memerlukan respons cepat dan koordinasi yang baik dalam penanggulangan bencana. (andi mulya) ***
Foto: layar tangkap video YK.
Semoga korban korban cepat tertangani. Turut berduka atas musibah longsor yg menimpa wil sumbar ini.