Mak Adang. com menyiarkan kembali Catatan Harianku yang ditulis lima tahun lalu berkaitan dengan aqiqah Aisyah.
Aqiqah dengan memotong seekor kambing Iti sudah digelar dua bulan sebelumnya. Namun dokumentasi foto tertunda didapat kala itu. Sebab seperti terlohat di foto, ibadah kategori sunat muaqqad itu dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Ulum, Batusangkar.
Ada kartu ucapan selamat aqiqah Aisyah,. Ada pula detik-detik usai kambing disembelih dengan darah terserak di dekatnya. Juga ada foto satu santri senior yang memperagakan novel Mak Adang dari Nagari Keramat, novel 1 kami.
Berikut ceritanya yang menyebut aedikit persahabatan dengan Ampera Salim, yang kimi Kepala Kominfo Kota Padang Panjang.
Selamat mengikuti terus Catatan Harianku yang serinya sudah lebih 1000. Namun kami muat bertahap ke web Mak Adang.com.
***
Hari ini dua bulan lalu, tepatnya 26 Desember 2017, si bungsu kami, Aisyah yang lahir 2 Agustus 2016 merayakan aqiqah dengan seekor kambing.
Tidak ada makan-makan dan mengundang karib kerabat di rumah. Juga tidak ada masak-masak seperti aqiqah umumnya.
Pasalnya Aisyah dan kami semua berada di Kab Bogor pas libur akhir tahun menulis buku, sementara kambing itu digesuk 1.500 km. ke arah Gunung Merapi di kampung.
Adalah teman semenjak kuliah dan sama menjadi wartawan tahun 90-an yang menfasilitasi perayaan aqiqah ini.
Ampera Salim Patimarajo namanya. Lulusan Hukum Unand dan Ekonomi Ekasakti lalu S2 UGM jurusan otonomi daerah. Tapi ia senang sejarah dan sastra Minang.
Kala satu kali ia menulis di fb tentang Pesantren Darul Ulum, di kampungnya di Padang Magek Sumbar, kontan saya tertarik. Apalagi pendirinya Ayah kandung beli sendiri, wafat 1987. Tapi sejak 1984 diteruskan salah satu dari murid atau lulusan Darul Ulum sendiri.
Dibawah dua guru yakni Pak Sayuti dan Tuanku Jafar pondok itu kini berkembang sampai 300 murid putra putri.
Saya makin takjub dengan ciri Pondok ini yang tradisional, tempat belajar siswa kurang mampu, tapi lulus dari situ umumnya menjadi guru mengaji termasuk bisa melanjutkan ke Universitas Islam. Satu murid di sini ada yang diterima belajar di Al Azhar Mesir namun gagal karena ketiadaan biaya bertepatan huru hara negara itu beberapa tahun lalu.***