Mak Adang (JAKARTA)
Selasa malam (12/11) saya menelpon Ririn karena sebelumnya menyampaikan pesan WA tentang rencana penulisan buku.
Saya minta Ririn menceritakan apa yang telah dicapai selama dua tahun lebih menjadi Kepala Desa (Kepdes) perempuan di tanah kelahirannya itu.
Saya baru mengetahui sekelumit melalui media sosial. Seingat saya pernah dua kali bertemu Ririn. Pertama kali kemah pelajar entah dimana di Sumbar. Kedua di Ancol saat pertama saya bergabung dengan Ikatan Alumni Fakultas Olahraga IKIP Padang.
Usai itu, tahun 2018, saya ikut pengabdian masyarakat di Sumedang. Sebenarnya tidak terlalu jauh dari Ririn. Tapi karena bimbang meninggalkan lokasi, saya tidak jadi berkunjung ke Marga Mukti, desa Ririn.
Di luar itu, manfaatkan teknologi saya hubungi melalui beberapa HP, urusan alumni dan pekerjaan/birokrasi.
Nah, tadi malam saya baru memperoleh gambaran ringkas tentang sosok Ririn sebagai Kepdes. Dalam waktu singkat, katanya, ia akan mengirimkan data dan tulisan serta foto kegiatan. Termasuk program yang dicapai.
Sebagai data awal berikut ini pencapaian Ririn yang ingin dibukukan:
1. Penangulangan Stunting.
Ririn memberi bantuan sosial Rp 300.000/KK yang dikendalikan oleh kader PKK. Untuk tambahan gizi, ada bantuan telur ayam kampung hasil Bumdes
2. Bumdes sendiri sudah memiliki ribuan ayan petelur. Ini terintegrasi dengan menyediakan bibit ayam dan pakan yang lebih murah karena jagung hasil tanam sendiri.
3. Marga Mukti bertekad menjadi Desa Sentra ayam kampung petelur, disertai dengan temuan ayam unggul hasil persilangan sendiri, kerjasama dengan alumni peternakan Unpad. Masih warga desa tersebut.
4. Ririn memberi tambahan kesejahteraan warga setelah ditemukan stunting bukan karena tidak mengerti gizi, tetapi tidak ada makanan karena penghasilan yang tidak mencukupi. Ririn mengajak petani menanam jagung di lahan milik desa. Hasil jagung dijadikan bahan pangan untuk warga dan makanan ayam.
Untuk keluarga Ririn memberi 25 ekor anak ayam umur dua minggu untuk dipelihara, lengkap dengan 10 kg. pakan.
5. Ririn menggerakkan pengajian dan olahraga. Sehingga ada tahfiz untuk anak anak dan ibu-ibu. Sore hari dua kali sepekan ada olahraga bersama di lapangan desa. Ternyata bukan sekedar olahraga, karena menggerakan perekonomian seiring dengan senam dan berkumpul, abang-abang pedagang makanan dan minuman menggelar dagangan mereka.
Di luar itu, ada mimpi Ririn yang sedang dirintis, yakni menjadi motivator bagi sesama kepala desa, untuk meningkatkan kapasitas agar bekerja dengan lurus dan benar. Kenyataannya banyak kepala desa yang dijatuhi hukuman dan ditindak pidana.
Untuk itu Ririn berencana melanjutkan S3 di IPDN, yang lokasinya juga di Sumedang. Ririn mengompori pimpinan Sumedang agar memanfaatkan kampus IPDN untuk kemajuan pembangunan daerah. (andi mulya)***