logo mak-adang.com

Catatan Harianku (1042): IR SYAFRUL HUSNI.

 Dr. Andi Mulya, S.Pd., M.Si.     29/06/2023    Catatan Harianku   110 Views
Catatan Harianku (1042): IR SYAFRUL HUSNI.

Teman sesama di Islamic Center Al-Quds

Lama tidak berjumpa. Lalu pernah saling telepon tiga tahun lalu. Siang kemaren, salah satu teman, alumni santri Islamic Center Al Quds Padang mengabarkan Ir. Syafrul Husni wafat.
Innalillahi wainna ilaihri rojiun. Syafrul adalah teman yang baik. Mahasiswa jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas, saya kenal waktu masuk Islamic Center —yang diresmikan Perdana Menteri Moh Natsir itu–pada pada 1992. Kemudian saya makin akrab setelah terpilih menjadi ketua santri IC 1993. Syafrul menempati kamar di lantai empat dengan beberapa teman dominan asal Medan. Sedangkan saya di lantai 2, sekamar dengan Dedi Irwandi, yang kini dosen UIN Ciputat, dan Rahimi Sabirin, pernah mahasiswa teladan dan ketua SMPT UNP, kini tinggal di Kebagusan Jakarta.
Ada enam orang satu kamar, dengan empat tempat tidur bertingkat yang diseting seperti pondok pesantren berisi delapan santri. Tapi lebih hanya terisi enam atau tujuh orang. Mungkin sastri baru yang masuk tidak nyaman melihat kamar yang ramai. Jadi sampai lama tidak penuh delapan penghuni.
Walau di lantai 4, Syafrul termasuk akrab dengan saya. Ia memanggil saya ketua. Panggilan yang juga disapakan Pak RT di simpang jalan Cendrawasih bila bertemu sekaligus bercengkrama sebentar kalau saya belanja gula di warung Pak RT.
“Baa kaba ketua?”
“Alhamdulillah sehat-sehat bos,” jawab saya.
Syafrul cendrung pendiam dan tidak banyak canda. Tapi ia perhatian dan kadang juga lucu. Terasa saat perjalanan kami main ke Pasar Raya Padang dan makan sate Piaman Laweh di Jalan Mohammad Yamin, usai saya mengambil honor dari Koran Semangat di Jalan Imam Bonjol.
Walau ada group WA, saya merasa saling kabar antar alumni masih minim. Ada yang mengaku–di group lain–saling peduli sesama alumni juga makin buruk. Media makin sosial, tapi manusia makin asosial. Sehingga menurut satu kawan, kalau ada penggalangan donasi jawabannya cendrung mengecewakan. Akibatnya ada saran, jangan memposting donasi secara terbuka. Ujung-ujungnya hanya keluar diskusi, atau kalimat : kasihan. Paradoks media sosial.
Dalam 10 tahun terakhir, kalau tak salah sudah tiga alumni santri Islamic yang wafat. Pertama Husni Kamil Manik di Jakarta, Syahroeddin di Medan, dan Syafrul di daerah dekat Sibolga.
Selamat jalan Syafrul. Semoga khusnul khotimah. Keluarga tabah selalu, anak anak tetap kuat dan lulus dari Pondok Pesantren dan melanjutkan ke perguruan tinggi. Aamiin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *