logo mak-adang.com

CUMA SETAHUN DI JEPANG, MENGAPA MEYSI MENJADI BAGIAN SEJARAH KOTA GUNMA?

 Dr. Andi Mulya, S.Pd., M.Si.     18/06/2023    Catatan Harianku 1   239 Views
CUMA SETAHUN DI JEPANG, MENGAPA MEYSI MENJADI BAGIAN SEJARAH KOTA GUNMA?

Mestika Intan Delima

Catatan Harianku (1066)

Mak-Adang.com menuliskan kisah yang tidak biasa. Silahkan simak berikut ini .

***

Memberi berkah dan manfaat tinggi, tak berbanding lurus dengan usia dan lamanya berada di satu kota atau tempat. Meisy, panggilan lengkap dari Mestika Intan Delima, membuktikan hal itu.

Perjalanannya dari sebuah kota kecil di Payakumbuh, Sumbar, telah membawanya menjadi sosok yang dicatat di Kota Gunma, Jepang. Hal itu terjadi di tahun 2018, saat Meysi mengakhiri kuliah khusus dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), di kota dekat Tokyo itu.

Satu peristiwa mengejutkan terjadi.  Di Forum Kota Gunma 2018, dihadiri oleh tokoh -tokoh, pengusaha, akademisi, dan pemimpin kota yang terkemuka, Meisy menyampaikan pidato yang menyentuh hati yang membuat para penonton terkejut.

“Gunma, dalam banyak hal, sudah sangat baik. Sebagai pendatang baru, saya merasa sangat nyaman di sini. Namun, saya sedih melihat bahwa penduduk Muslim harus melakukan perjalanan ke kota -kota tetangga untuk doa Jumat dan kegiatan keagamaan lainnya,” kata Meisy dengan lancar dalam bahasa Jepang. Forum itu sesaat diam. Namun, tepuk tangan bergemuruh, dampak kata-katanya.

Sejak saat yang menentukan itu, nama Meisy di Gunma telah memberi makna baru bagi kota itu. Walikota Gunma berjanji untuk membangun sebuah masjid untuk memenuhi kaum Muslim beribadah atau sholat lima waktu. Juga urusan sosial lainya. Ini adalah bukti pengaruh Meisy dalam membentuk masa depan kota.

Kota Gunma secara teratur menyelenggarakan pertemuan rutin yang mirip dengan Rakorbang di kita. Singkatan dari Rapat Koordinasi Pembanguna. Acara itu bertujuan mengumpulkan aspirasi penduduk untuk meningkatkan kualitas hidup dan kenyamanan kota. Pertemuan ini berfungsi sebagai platform di mana rekomendasi diakui, diimplementasikan, dan diterjemahkan ke dalam kebijakan nyata.

Setelah setahun di Gunma, Meisy kembali ke tanah air. Ia terpaksa ‘istirahat’ dari studinya di UPI. Namun, pesan yang mengejutkan datang melalui whatsApp. Ada foto Meysi menjadi ikon acara tahunan Gunma. Foto itu ditampilkan secara jelas di poster acara.
Perjalanan Meisy dari kota kecil untuk menjadi ikon di Gunma mencontohkan kekuatan tekad, ketahanan, dan kemampuan untuk mempengaruhi perubahan. Saat ia melanjutkan studi dan pertumbuhan pribadinya, dunia dengan penuh semangat menunggu babak selanjutnya.

Putri Budayawan Yum AZ.

Ayah Meysi adalah Yulfian Azrial, yang akrab disapa Yum Az.  Semestinya saya menulis Catatan Harianku ini dengan nama penggerak ABS-SBK itu. ABS-SBK kini hanya jadi simbol dan ucapan dibibir. Yum Az menggebraknya melalui edukasi dan penerbitan buku. Bila dirangkai semua karyanya bagai merangkum ilmu filsafat asli Minangkabau.

Saya  bagai tidak mampu menulis tentang Yum Az. Soalnya sejak Sipemaru, tahun 1989, saya pertama kali mengenal beliau di rumah kontrakan jalan Situjuh II. Di belakang Dinas Pendidikan Sumbar Sekarang. Sipemaru singkatan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru era dulu yang memudahkan setiap  pelamar karena terintegrasi semua perguruan tinggi negeri. Tidak seperti sekarang  makin berkomputer dan era digital, orang tua harus boyong anaknya melamar sampai 5-7 unversitas di beberapa kota.

Di sela-sela waktu belajar menjelang Sipemaru itu saya pernah datang sebagai orang yang baru belajar menulis kepada Yum Az,  Ia sata kira adalah sosok yang menarik perhatian dalam dunia tulisan. Juga  kepemimpinan. Sejak BP 87 Jurusan Manajemen di Universitas Andalas, Yum Az telah menunjukkan bakat menulis. Tulisannya sudah masuk media besar. Beberapa dosen saja kala itu malah tidak mampu menulis artikel ke media itu. Namanya dikenal di kalangan akademisi dan rekan sastrawan.

Yum sudah beberapa kali menulis tentang saya di facebook. Dia memanggil saya Prop, singkatan Profesional Penulis. Saya tidak meminta penjelasan ‘gala’ itu. Juga tidak memprotesnya, karena saya memang ‘hidup’ dan menyambung S3 karena keyakinan mampu menulis sebagai bekal atau ‘pancing’ untuk mencari rezeki.

Dalam pendidikan, Yum Az juga mengagumkan dan pantas ditulis biografinya. ‘Sangkat’ (ketika-bahasanya sendiri) Sekolah Dasar,  ia menjadi peraih nilai ijazah tertinggi di Sumatera Barat. Prestasi ini menegaskan kemampuannya dalam menyerap ilmu dan memberikan yang terbaik dalam pendidikan.

Perjalanan pendidikan Yum Az terus berlanjut hingga tingkat menengah. Di SMP, ia menjadi Ketua OSIS. Ia aktif dalam mengorganisir berbagai kegiatan di sekolah. Selain itu, juga menjadi pendiri majalah sekolah yang menjadi wadah bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Prestasi ini membuatnya menjadi Siswa Teladan Sumatera Barat dan memberikan inspirasi kepada teman-teman sebayanya.

Tingkat SMA merupakan masa di mana Yum Az semakin menunjukkan kemampuannya dalam kepemimpinan, tanpa meninggalkan dunia tulis-menulis. Ia berhasil meraih gelar King Mapras pada tahun 1983, mengukuhkan posisinya sebagai seorang pemimpin mahasiswa yang dihormati. Kemudia menjabat Ketua OSIS.

Di sisi pribadi, Yum Az merupakan seorang suami dari Elfarina. Tante Elfarina, Hj.  Risnawati,  adalah istri dari H. Mukhtar Madjid, pengusaha teladan yang banyak membantu nagari tanpa merusak tatanan pemerintahan yang sudah mapan dari dulu.

Yum adalah menantu dari Asniar dan Mustafa Saleh, keduanya berasal dari Nagari Keramat, Rao-Rao. Keluarga ini memiliki ikatan yang kuat dan saling mendukung dalam perjalanan hidup mereka.

Yum Az memiliki dua putri, yakni Meisy, si ikon kota Gunma, lahir pada tanggal 25 April 1998. Ia berhasil lulus dari Jurusan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung pada saat pandemi tahun 2020. Meisy memiliki pengalaman yang berharga karena menghabiskan satu tahun kuliah di Jepang. Adik Meisy, Addiena Intan Maharani atau yang akrab dipanggil Andien, adalah seorang mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsinya di Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang. Ia memulai perjalanan kuliahnya pada tahun 2019. Meysi dan Andien menunjukkan semangat yang tinggi dalam mengejar mimpi cita-cita.

Dengan dedikasinya dalam dunia tulisan dan kepemimpinan, Yum Az menjadi contoh inspiratif bagi Minangkabau. Ia mengilhami orang lain dengan karya tulisnya dan membawa perubahan melalui kepemimpinan yang kuat. Tak salah bila satu kali, Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) mengundangnya bicara masalah adat istiadat dalam satu seminar akademik. UKM dan banyak universitas negeri serumpun ini memiliki perhatian kepada tanah leluhur. Minangkabau.

 ‘Orang Biasa.’
Di dalam keluarganya, prestasi Meisy diperlakukan dengan suasana biasa. Keluarga tidak pernah menargetkan menjadi siswa top di kelasnya. Lahir dan dibesarkan di Payakumbuh. Ia bersekolah di sekolah dasar dan menengah di kota kelahirannya sebelum memulai perjalanan akademik dan pribadi yang luar biasa itu. Tapi Yum AZ menyebut dirinya dan Meysi adalah orang biasa.


Keunggulan akademik Meisy pertama kali terungkap selama waktunya di SD Islam Raudhatul Jannah. Di bawah bimbingan pendidik yang berdedikasi seperti Pak Syamsuardi dan Bu Nel, Meisy mewakili lebih dari 600 siswa dari seluruh Sumatra Barat. Prestasinya yang luar biasa memuncak pada saat yang bangga membawa pulang medali perak di Olimpiade Sains Nasional, sebuah prestasi yang belum pernah dicapai oleh sekolahnya sebelumnya.

Usai lulus SMA, demi mengejar hasratnya di bidang bahasa, Meisy mendaftar di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengambil jurusan studi bahasa Jepang. Namun, kehausannya akan pengetahuan dan pengalaman lintas budaya membawanya untuk mengambil program studi khusus sepanjang tahun di Gunma University di Jepang.

Kini Meisy dan penduduk Gunma, menyatu dengan cepat. Menjadi terkenal setelah menjadi ikon kota Gunma.

Ikatan keluarga Meisy dengan wilayah tetap kuat. Adik perempuannya, Andin, saat ini sedang mengejar studinya di Universitas Negeri Padang. Selain itu, Meisy dan keluarganya berbagi hubungan yang mendalam dengan Nagari Rao-Rao. Ibu Meisy berasal dari Rao-Rao, semakin memperkuat ikatan mereka ke akar leluhur mereka di Payakumbuh.

Saya teringat satu bait rabab. Renungkanlah:

Kunci gerende pasak pintu.
Tinggallah rumah di pagi ari .
Lai tuan-tuan nan ka baminantu.
Carilah anak gadih bantuak Meysi.

Nah.


One thought on “CUMA SETAHUN DI JEPANG, MENGAPA MEYSI MENJADI BAGIAN SEJARAH KOTA GUNMA?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *