Mencicipi Saat Memasak Belum Usai.
Bila Etek atau Mak Tuo sedang memasak, maka mereka mencoba goreng ayam panas yang baru terangkat dari kuali itu — sebelum memasak benar-benar selesai di nagarikeramat.blogspot.com, masa dulu disebut ‘mancete’, lebih kurang artinya mencicipi. Berhubungan dengan mancete, biasanya sebelum memasak usai, sepotong goreng ayam itu dimakan tanpa nasi. Tabiat satu ini biasanya hanya Mamak atau orang besar di rumah gadang yang berani melakukannya, karena jika anak-anak turut serta, maka sambal atau lauk-pauk itu habis sebelum waktu makan tiba. Mancete dapat menjadi ‘musibah’ dalam keluarga besar Minang karena Etek atau Mak Tuo bisa marah karena mengganggu orang yang sedang memasak. Api, puntung, atau bambu peniup tungku kayu bisa saja melekat ke tangan atau pantat anak-anak yang mencoba mancete. Namun, drama itu menjadi kelakar saat marahnya Etek terbayar dengan sepotong goreng ayam hasil mancete yang berhasil dibawa kabur dengan gelak tawa. Hasil itu kadang-kadang hanya cukup untuk sekadar cicip-cicip karena harus dibagi tiga bagi sanak sepupu di rumah gadang. Kenangan ini sulit terlupakan tentang masa kecil di kampung halaman. Kenangan itulah yang menjadi alasan mengapa anak-anak Minang yang pernah besar di kampung selalu ingin pulang, walau mereka merantau melintasi benua. Jika belum sempat pulang, maka sebelum ngopi, mari mancete. Semoga kerinduan kepada sanak saudara dan orang-orang yang dicintai terobati.
Salam dari kami.
(Urang rumah ambo pun tak kalah seru: “pakai nasiii,” larangnya karena takut habis dicete).
26 Mei 2016