Senbilan belas (19) tahun lalu, seorang teman, ketua wartawan di satu departemen, mengirim bahan sekaligus meminta untuk menjadi narasumber pembanding tentang pemberdayaan masyarakat.
Satu malam harus diselesaikan makalah (yang penting jadi) dan berbicara di depan seminar nasional.
Semua berlalu, dan jadi kenangan, karena bila tidak tampil, maka tidak ada wakil dari wartawan, padahal sudah diagendakan.
Satu malam untuk menulis dan bicara.
Itu dulu.
Kini ada pengalaman yang hampir sama. Bedanya diberitahu sudah lima hari lalu.
Tapi malam ini baru beroleh pemahaman dan bahan tentang apa yang akan ditulis.
Praktis belum ada satu lembar pun, baik makalah maupun PowerPoint-nya.
Tapi kini bagai sudah di awang-awang. Tidak mungkin lagi dibatalkan, sebagaimana setiap pendekar tidak boleh menolak tantangan laga.
Nama sudah dituliskan. Undangan sudah diterima. Tadi siang NPWP diminta, sekaligus CV, namun boleh besok diserahkan.
Di awang-awang. Harus terjun dengan atau parasut yang terkembang atau terkatup.
Keajaibanlah yang membuat saya dan Pak Zee Zulham bisa hadir maksimal besok.
Aamiin
Kalibata, 13 AgustusĀ 2019.