Puisi
Andi Mulya
Sejatinya kita tidaklah basudaro Om. Tante
Karena terlalu lama kita tak bersua.
Juga jarak membentang sangat jauh.
Mestinya masing masing kita memendam rindu.
Tapi Om. Tante.
Diantara kita tak ada saling ucap maaf.
Juga tak ada sedikit ucap selamat.
Walau kini Idul Fitri nan khidmat.
Om. Tante. Kau hidup bagai sangat jauh.
Sejatinya kita tidaklah basudaro Uda, Uni.
Karena engkau dicintai tapi tak mau peduli.
Juga kami adik-adikmu berubah seiring waktu.
Mestinya kita makin mudah saling menghargai.
Tapi Uni. Uda.
Diantara kita tak ada saling sapa.
Juga tak mudah untuk bersua.
Walau hari ini kita ada di kota yang sama.
Uda.. Uni. Kau hidup bagai terasing dari kami.
Sejatinya kita tidaklah sekampung Sanak.
Karena kita terlalu berbeda rasa juga sikap.
Saya senang dengan keluguan dan apa adanya..
Sanak senang dengan atribut dan citra diri.
Tapi Sanak. Kerabat.
Diantara kita masih punya kenangan masa kecil..
Juga kampung halaman tempat kita pernah jatuh.
Terjun, tersungkur, bacakak (berkelahi) atau memekik.
Sesuka kita.
Sanak. Kau sombong dan lupakan masa kecil kita
Sejatinya Om-tante, Uni Uda, dan Sanak-. Kerabat.
Kita tidaklah bersaudara.
Satu darah, satu ikatan, satu kampung halaman.
Hilang begitu mudah, Padahal kata maaf kini sangat
Mudah, Murah, bahkan bisa 1.000 kali kita ucap dalam.
Sekali Idul Fitri tiba.
Tapi karena kita kehilangan rasa.
Saling butuh sebagai satu saudara.
Padahal bersudara ada karena saling sapa.
Saling rindu, dan saling ingat di hari seperti ini.
Sejatinya kita tidak bersudara.
Untunglah kita masih punya orang-orang,
Kampung halaman, dan kenangan
Yang sama kita cintai.
Itu semua mempertemukan kita.
Dengannya kami penuh harap, bila tidak tahun ini.
Tahun depan, engkau akan hadir sebagai sudara kami.
Walau itu pusara orang tuamu om, nenek kami.
Rumah Ibumu Uda, Ibu kami juga.
Bila kita pahami itu, engkau adalah orang baik Om. Uda, Sanak.
Dan sangat dekat dengan kami.
Kita sejatinya adalah bersudara.
Yang tidak boleh memisahkan diri.
Sebelum Tuhan memisahkan kita.
Selamat Idul Fitri
Andi Mulya
Teringat kala sendiri di pusara nenek di PKU
Tiga tahun lalu.
15 Agustus 2013.