Suci dan Bendera
Merah Putih
Oleh: Andi Mulya
Siapa yang biasa menjelaskan mengapa semua orang gembira dalam
perayaan 17 Agustus, pada pesta panjat pinang?
Semua merasa mempunyai cita-cita yang sama.
Mereka bersatu, dan semua harus ikhlas saling
membantu.
Syahrul, dan Iwan yang paling kuat tidak merasa
dicurangi kalau nanti yang sampai di puncak adalah Alif.
Padahal dialah yang orang pertama. Ia paling berat dan
paling lama menahan beban di bawah.
Beni dan Oki walau sudah berada di tengah,
bekerja menurut tugasnya, Ia menjadi dinding, yang
harus bertahan di tengah. Tidak serta merta ia naik
sendiri ke atas.
Sebab ada Alif yang bertugas ke puncak. Di
samping tinggi dan kuat, ia lincah memanjat. Semua
harus kompak.
Akan tetapi untuk berhasil, mereka harus mencoba
berkali-kali. Jatuh dan bangun. Begitulah orang yang
31
berjuang.
“Nah anak-anak…..” kata Pak Muis.
Apakah pelajaran dari panjat pinang di hari
kemerdekaan?
Suci menunjuk pertama. “Saya pak?” dia
mengacungkan tangan.
“Ayo jawab Suci,” kata Pak Muis.
“Kita harus menjadi bangsa yang sehat, kuat agar
bisa berhasil?” jawabnya.
Ya bagus. Ayo siapa lagi yang bisa jawab. Pak Muis
melanjutkan.
Rido menunjuk lalu berkata: “ Orang harus bekerja
ikhlas sesuai tugasnya.”
Betul. Orang tidak boleh melakukan sesuatu diluar
tugasnya. Itu profesional namanya. Tambah Pak Muis
Kini Zahra, teman sebangku Suci tak ketinggalan
menjawab. Ia juga menunjuk dan Pak Muis
mempersilahkan menjawab.
32
“Harus tabah karena harus berkali-kali gagal
tanpa berhenti berusaha,” jawab Zahra.
“Ya itu namanya ikhtiar sungguh-sungguh.” Pak
Muis lagi.
Kini dengarlah, lanjut Pak Muis. Semua kekuatan,
pikiran, perasaan, kebersamaan, daya tahan, tadi
Bendera Merah Putih berukuran kecil dirangkai dengan tali panjang untuk
memeriahkan 17 Agustus.
33
bersatu padu. Begitu pulalah kemerdekaan Indonesia
diperjuangkan.
Setelah perjuangan berhasil. Maka semua orang
yang telah berjuang mendapat bagian dari hadiah
yang disediakan di atas pohon pinang tersebut. Ada
makanan, minuman, pakaian, sepatu, perlengkapan
rumah tangga, menjadi milik mereka.
Semua senang, dan saat membagi hadiah, juga
bermusyawarah. Itu sesuai kata pepatah, “memotong
sama panjang, membagi sama banyak, meletakkan
sesuatu pada tempatnya.”
Namun harus selalu diingat. Dari seluruh kerja
keras tadi, hadiah adalah bukti kesejahteraan setelah
berjuang. Namun di puncak tertingginya ada bendera
Merah Putih yang dikibarkan sebagai bukti negara kita
bersatu dan berdaulat.
Hal itu tertuang dalam Pembukaan UUD 1945,
berbunyi : “Kemerdekaan adalah hal semua bangsa,
34
oleh sebab itu penjajahan harus dihapuskan.”
Bendera yang berkibar-kibar itu adalah bukti
kedaulatan negara kita. Republik Indonesia.
Hasil yang akan kita dapat setelah perjuangan yang keras.
30
Siapa yang biasa menjelaskan mengapa semua orang gembira dalam
perayaan 17 Agustus, pada pesta panjat pinang?
Semua merasa mempunyai cita-cita yang sama.
Mereka bersatu, dan semua harus ikhlas saling
membantu.
Syahrul, dan Iwan yang paling kuat tidak merasa
dicurangi kalau nanti yang sampai di puncak adalah Alif.
Padahal dialah yang orang pertama. Ia paling berat dan
paling lama menahan beban di bawah.
Beni dan Oki walau sudah berada di tengah,
bekerja menurut tugasnya, Ia menjadi dinding, yang
harus bertahan di tengah. Tidak serta merta ia naik
sendiri ke atas.
Sebab ada Alif yang bertugas ke puncak. Di
samping tinggi dan kuat, ia lincah memanjat. Semua
harus kompak.
Akan tetapi untuk berhasil, mereka harus mencoba
berkali-kali. Jatuh dan bangun. Begitulah orang yang
31
berjuang.
“Nah anak-anak…..” kata Pak Muis.
Apakah pelajaran dari panjat pinang di hari
kemerdekaan?
Suci menunjuk pertama. “Saya pak?” dia
mengacungkan tangan.
“Ayo jawab Suci,” kata Pak Muis.
“Kita harus menjadi bangsa yang sehat, kuat agar
bisa berhasil?” jawabnya.
Ya bagus. Ayo siapa lagi yang bisa jawab. Pak Muis
melanjutkan.
Rido menunjuk lalu berkata: “ Orang harus bekerja
ikhlas sesuai tugasnya.”
Betul. Orang tidak boleh melakukan sesuatu diluar
tugasnya. Itu profesional namanya. Tambah Pak Muis
Kini Zahra, teman sebangku Suci tak ketinggalan
menjawab. Ia juga menunjuk dan Pak Muis
mempersilahkan menjawab.
32
“Harus tabah karena harus berkali-kali gagal
tanpa berhenti berusaha,” jawab Zahra.
“Ya itu namanya ikhtiar sungguh-sungguh.” Pak
Muis lagi.
Kini dengarlah, lanjut Pak Muis. Semua kekuatan,
pikiran, perasaan, kebersamaan, daya tahan, tadi
Bendera Merah Putih berukuran kecil dirangkai dengan tali panjang untuk
memeriahkan 17 Agustus.
33
bersatu padu. Begitu pulalah kemerdekaan Indonesia
diperjuangkan.
Setelah perjuangan berhasil. Maka semua orang
yang telah berjuang mendapat bagian dari hadiah
yang disediakan di atas pohon pinang tersebut. Ada
makanan, minuman, pakaian, sepatu, perlengkapan
rumah tangga, menjadi milik mereka.
Semua senang, dan saat membagi hadiah, juga
bermusyawarah. Itu sesuai kata pepatah, “memotong
sama panjang, membagi sama banyak, meletakkan
sesuatu pada tempatnya.”
Namun harus selalu diingat. Dari seluruh kerja
keras tadi, hadiah adalah bukti kesejahteraan setelah
berjuang. Namun di puncak tertingginya ada bendera
Merah Putih yang dikibarkan sebagai bukti negara kita
bersatu dan berdaulat.
Hal itu tertuang dalam Pembukaan UUD 1945,
berbunyi : “Kemerdekaan adalah hal semua bangsa,
34
oleh sebab itu penjajahan harus dihapuskan.”
Bendera yang berkibar-kibar itu adalah bukti
kedaulatan negara kita. Republik Indonesia.***
Suci dan Bendera Merah Putih,
Penulis : Andi Mulya,
Disain isi dan Cover: Iwan Setiawan,
Diterbitkan pertama kali :,
Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.,
Jalan Daksinapati IV, Rawamangun, Jakarta Timur,
Cetakan Pertama:,
Juni 2017,
ISBN :,