Mak–adang.com. JAKARTA.
Salah satu institusi penting di tengah galodo di Ranah Minang adalah pendidikan. Situasi darurat berakibat pada kelancaran proses belajar mengajar. Keberlanjutan pendidikan di Tanah Datar menjadi penting.
Kadinas Pendidikan Sumbar, Drs. Barlius MM, menegaskan pentingnya menjaga kontinuitas pendidikan.
“Ya, sekolah tetap masuk, walau dengan kondisi dan situasi terbatas, karena ada beberapa rumah guru yang rusak terkena banjir bandang, ” katanya kepada Mak-adang. com melalui pesan whatsapp.
Barlius menyatakan bahwa keputusan untuk tetap membuka sekolah adalah langkah yang tepat. Siswa keluarga dan rumahnya yang tidak terkena galodo dapat diarahkan untuk kerja bakti atau bakti sosial. Kegiatannya dapat membersihkan sekolah dan lingkungan atau membantu keluarga atau lingkungan terdekat memulihkan kondisi sosial.
“Ada beberapa rumah guru yang mengalami kerusakan sedang,” kata Barlius.
Hingga kini, lanjutnya, belum ada laporan tentang rumah siswa yang terdampak air bah.
Demikian pula Data dari 13 sekolah yang ada di wilayah terdampak, tidak ada yang mengalami kerusakan.
Menurut laporan, kata Barlius, bencana ini berada dibawah cabang dinas pendidikan wilayah IV Sumbar. Semua meliputi lima kecamatan, yaitu : X Koto, Batipuh, Pariangan, Rambatan, Sungai Tarab.
Sesuai laporan Kacabdinas Pendidikan Wilayah IV, Syafurddin S. Pd., .M.M., sekolah di wilayah ini, yakni:
Delapan Sekolah Negeri
SMAN 1 Kecamatan X Koto
SMAN 1 Batipuh
SMKN 1 Batipuh
SMAN 1 Pariangan
SMAN 1 Rambatan
SMAN 2 Rambatan
SMAN 1 Sungai Tarab
SMAN 2 Sungai Tarab
Lima Sekolah Swasta:
SMA Nurul Ikhlas
SMA Excellent Nurul Ikhlas
SMK Nurul Ikhlas
SMA Alkhira
SLB Waraqil Jannah
“Tidak ada kerusakan sekolajh, namun kami berduka atas kerusakan sedang terdata empat rumah guru,” kata Barlius.
Keputusan untuk tetap melanjutkan kegiatan belajar-mengajar menjadi langkah yang bertanggung jawab dalam memastikan bahwa pendidikan tetap berjalan meski dalam kondisi sulit. (andi mulya).***