Talago Payakumbuh, 20 Mei 2023.
Mak-Adang.com menuliskan kisah pertemuan dengan teman satu angkatan di UNP yang sukses membangun dan memajukan nagari. Ed layak diteladani karena cakap, bijaksana dan humanis. Hebatnya ia tidak tergiur masuk ke politik: dunia glamour dan abu-abu itu. Berikut lengkapnya.
***
Sabtu siang yang cerah di Talago Payakumbuh, Ed mamanggil saya dari tenda tamu undangan Acara Batagak Panghulu Rektor UNP, Prof. Ganefri Ph.D, gelar Datuak Djunjunan nan Bagadiang.
Pertemuan ini membawa kabar sukses dan kisah inspiratif dari perjalanan Jon Eddi, seorang pengusaha ayam yang lumayan besar di Payakumbuh.
Saya dan Jon Eddi, demikian nama lengkapnya, merupakan teman sejak satu angkatan di FPOK IKIP Padang, kini bernama Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP.
Ini adalah pertemuan kedua saya dengan Ed setelah tamat kuliah S1 pada 1994, atau hampir 30 tahun lalu. Pertama terjadi tahun 2011, bersama Apra Mitra dan Afridal, kedua alumni UNP dari Payakumbuh.
Setelah itu nyaris tidak ada kontak, namun saya mengikuti kabar Ed melalui beberapa kali acara alumni baik acara resmi oleh kampus, maupun yang digelar oleh beberapa teman satu angkatan 1989.
Mencari penghidupan setelah tamat tentu harapan semua sarjana. Beberapa bahkan banyak teman sukses menjadi guru, TNI/Polri dan bekerja di perusahaan swasta. Namun kisah Ed sangat menginspirasi. Ia memilih tinggal di kampung, yakni Dangung-Dangung. Sementara teman yang berniat jadi pengusaha memilih kota besar seperti Jakarta.
BACA: LUAR BIASA: MENGAPA JON EDDI, LULUSAN FIK UNP, TAMPIL DI KOMPAS?
Ed tetap merintis usaha peternakan ayam di kampung. Tak salah pada 2011, bertemu pertama kali, kalau mencarinya di Dangung-Dangun, tanpa malu Ed menyuruh tanyakan : “mana si Ed Ayam.” Usaha peternakan ayam identik dengannya.
Sebelum menjadi pengusaha sukses, kabarnya Ed pernah merantau ke Jepang. Barangkali pengalaman ini membentuk kepribadiannya dan memberinya wawasan tentang manajemen dan keterampilan bisnis. Walau ia lulusan Fakultas Olahraga. Kini di kalangan alumni Ed diminta untuk menjadi pengurus. Tapi nampaknya tidak sifatnya untuk bsrtindak aji-mumpung. Ed tidak berminat terjun ke dunia politik.
Dulu dari Jepang 1990 akhir, Ed merintis peternakan ayam. Kini telah berhasil membangun sebuah perusahaan dengan 300 tenaga kerja yang meliputi usaha ayam petelur, ayam pedaging, pabrik kertas telur, dan industri makanan ayam untuk kebutuhan sendiri.
Keberhasilan perusahaannya terlihat dari jumlah produksi yang tinggi, di mana ia mengirimkan 90.000 butir telur setiap hari ke berbagai daerah, termasuk Riau, Batam, dan Jakarta.
Salah satu poin menarik adalah pabrik kertas telur yang dimiliki oleh Ed dengan kapasitas produksi mencapai 90.000 picies sehari. Selain itu, ia juga menggunakan 30.000 picies kertas telur tersebut untuk kebutuhan sendiri. Dalam hal makanan ayam, Jon Eddi mengolah jagung sendiri dan mendapatkan pasokan dari Pasaman dengan jumlah tiga truk per hari.
Keberhasilan Jon Eddi tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga pada masyarakat sekitar. Perusahaannya telah menjadi tempat praktik kerja bagi siswa SMA/SMK, fakultas peternakan, dan kedokteran hewan dari berbagai daerah, termasuk Sumatera Barat sendiri, Riau, dan Jambi. Hal ini membuktikan komitmennya dalam memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk berkembang dalam bidang peternakan dan industri ayam.
Pertemuan siang itu diharapkan juga berlanjut ke Palanta Suren di Payakumbuh dengan Prof. Eddy Marhen dosen kami. Tapi Prof. Eddy Marhen sudah terlanjur melewati simpang rumah makan itu, dan sulit kembali karena jalan yang macet.
Di tengah hidangan yang khas, gulai cipuk, ikan bakar, sambalado hijau, gulai belut lado hijau, kami akhirnya menyantap berdua saja hidangan siang itu. Ed bercerita tentang beberapa informasi percaturan politik di Payakumbuh.
BACA: KOK BISA? ALUMNI KESREK UNP BANGUN MASJID DI LOKASI STRATEGIS NAGARI TERINDAH DUNIA.
Ia sangat paham. Namun tidak tampak niat bahwa ia akan mencoba menguasai legislatif atau eksekutif. Padahal menurut saya, selain modal uang, Ed mempunyai kearifan dan kecakapan tinggi.
Itu sebabnya ia tak pernah salah langkah. Bahkan bila berhadapan dengan masyarakat Ed penuh humanis. Tak salah bila ia kini juga dipercaya menjadi ketua alumni SMA 1 Dangung-Dangung.
Ini contohnya. Soal Ed dituduh satu kaum membeli tanah mereka dan harus dibatalkan. Sementara Ed yakin tanah itu tidak bermasalah baik sertifikat maupun peruntukannya di daerah Harau.
Demi menjadi dan menghormati masyarakat adat Ed mau membayar dengan jumlah besar. Tapi akhirnya kaum tersebut memperkarakan ke pengadilan. Ujungnya mereka makin rugi besar baik tenaga dan tanah yang dituntut, serta uang tali asih Ed.
Ed mengatakan tidak mungkin akan membeli tanah yang bermasalah. Kalau itu dilakukan kita akan jadi bulan-bulanan banyak pihak seperti LSM, pejabat, oknum penegak hukum yang sengaja memeras.
Ed selain cakap juga humanis. Kawan FPOK yang kini menjadi aset bagi alumni termasuk kampus UNP di tengah usaha kelas dunianya.
Pertemuan ini menjadi momen yang berharga saya dan Ed untuk saling berbagi pengalaman, memperkuat hubungan persahabatan, dan membangun inspirasi bersama. Kebersamaan sejak satu angkatan di FPOK IKIP Padang menjadi bukti bahwa dukungan antar teman bisa memberikan kekuatan dan motivasi yang tak tergantikan dalam meraih kesuksesan. (andi mulya).
One thought on “PERTEMUAN DENGAN JON EDDI YANG MENGINSPIRASI.”