Catatan Harianku (1031)
Mak-Adang.com pada 4 Juli 2022 telah menulis tentang persiapan kuliah bahasa Turkiye.
Berikut kisahnya.
Hari ini pukul 21.26, Afiq mengabarkan ia lulus level B2 Tomer atau toefl nya Turkiye.
TÖMER singkatan dari Türkçe Öğrenim, Araştırma ve Uygulama Merkezi, artinya lembaga pembelajaran Bahasa Turki, yang bertujuan mengajarkan bahasa turki kepada semua orang yang ingin melanjutkan studi ataupun bekerja di Turki.
Level B2 ini final, yang menentukan September nanti bisa masuk kelas S1 Hubungan Internasional. Level itu berurut dari A1, A2, B1, B2 dan nanti C1, boleh diambil setelah ikut beberapa semester, karena di sini mendalami penulisan tingkat menengah, sebagai dukungan untuk skripsi.
Alhamdulillah lulus. Soalnya level B termasuk momok, karena bahasa Turki semakin rumit. Di level sebelumnya, B1, dua bulan lalu Afiq pernah tidak lulus. Saking sedihnya semua kelas tidak saling berkabar siapa yang lulus, siapa yang tidak. Malas saling bertanya karena terdengar banyak yang tidak lulus. Jadi harus mengulang 1 bulan lagi.
Kini kelulusan yang paripurna. Selain akan masuk kelas, mulai hari ini kampus akan libur sampai September. Turki memasuki musim panas di Kawasan Anatolia.
Jadi ada insentif untuk libur dengan plong.
Seminggu lalu Afiq berkata : “kelihatannya banyak nasib baik Afiq di sini, soal teman, soal apartemen,soal pilihan jurusan, soal fasilitas administrasi/ktp Turki, juga pilihan jurusan.”
Sebab ada beberapa anak Indonesia yang berangkat dengan agen, mereka beroleh jurusan yang asal-asalan. Yang penting lulus dan bayar. Setelah dicoba mereka harus kembali tes sendiri dan bayar lagi.
Dibawah 10 orang ada yang tidak jadi melanjutkan. Pulang ke Indonesia, termasuk soal visa yang tidak bisa diperpanjang sehingga ancaman deportasi. Soalnya ada surat dokumen yang terlambat dikirim or-tunya dari Jakarta. Sehingga mahasiswa berjilbab itu nangis-nangis ke senior Afiq, yang kebetulan ada Afiq di apartemen tersebut.
Ia mengadu ke Kak Syihab, juga mahasiswa HI tahun akhir. Kak Syihab lalu mengopernya ke Afiq: ” Fiq itu angkatan lu,” kira-kira begitu katanya.
Di sana pula Kak Syihab menyayangkan nengapa orang harus pakai agen. Padahal, seperti Gontor dan lain lain alumninya dikenal dan banyak di Turki.
Katanya lagi: “ngak banyak yang fight seperti lu Fiq.”
Jadi tidak salah ya, agaknya, Afiq pernah berkata, kawan seangkatannya segan atau hormat padanya.
Alhamdulillah. Semangat Fiq. Jalan masih panjang. Semua dimulai dari langkah pertama yang sudah tepat. Aamiin.
Afiq merupakan pemuda yang pantang menyerah walaupun pernah gagal ia tetep berusaha sampai bisa lulus