logo mak-adang.com

Kepala Kominfo Kota Padang Panjang: “Mengapa Saya Terkejut Melihat Masjid ini. “

 Admin Mak Adang     16/02/2023    Tamasya Jurnalistik 1   123 Views
Kepala Kominfo Kota Padang Panjang: “Mengapa Saya Terkejut Melihat  Masjid ini. “

Drs. Ampers Salim M. Si

Mak-Adang.com menurunkan laporan  perjalanan  dunsanak Ampera Salim M. Si di perayaan Hari Pers Nasiomal 2023 di Medan.

Mengapa ia begitu  kaget tentang  masjid imi?  Mengapa  tidak satupun  masjid di Ranah Minangkabau memiliki ciri khas seperti ini?

Ikuti kisahnya,  lengkap dengan  foto  dengan pezan yang sangat memdalam.

Mak-Adang.com (Tapanuli Selatan).

Setelah mengikuti serangkaian acara Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Kota Medan, Jum’at sore, (10/2), kami rombongan PWI Padang Panjang, beringsut meninggalkan kota itu. Magrib dilewati sampai malam. Setelah pukul 01:30 dini hari, barulah kami jamak takhir magrib – isya, di Masjid Taqwa Siborong Borong, Tapanuli Utara, Sumut.

Kemudian perjalanan pun berlanjut. Ketika azan subuh Sabtu pagi, (11/2), rombongan sudah parkir di Masjid Agung Syahrun Nur, Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Begitu turun mobil, saat melangkah ke arah masjid, alamaaak, terkejut saya, melihat megahnya masjid ini.

Terletak di ketinggian. Menjulang kubahnya ke udara. Seakan mengukir langit subuh. Ukurannya tidak sampai sebesar Masjid Raya Sumbar. Masjid ini hanya bisa menampung, 600 jamaah di dalam dan 400 jamaah di koridor kiri dan kanan, serta 800 jamaah di halaman.

Masjid ini terletak di komplek Kantor Bipati Kabupaten Tapanuli Selatan. Kata orang yang mengerti seni, arsitekturnya bergaya Turky dan Timur Tengah. Desainnya dipadukan dengan ornamen lokal, yang meriah dan indah.

Tidak heran, kabarnya, sejak pertama kali diresmikan, keberadaan masjid ini sudah menjadi tujuan wisata religi bagi masyarakat setempat, maupun pendatang. Bangunannya memiliki 1 kubah hijau, dengan 4 menara, mirip Masjid Nabawi Madinah.

Pada bangnunan masjid ini, juga terdapat banyak ukiran dengan campuran warna merah, hijau dan putih, layaknya kain ulos. Ukiran garis silang dan segitiga juga mendominasi, mencirikan rumah tradisional masyarakat lokal.

Suasana Timur Tengah semakin melekat, saat berada di dalam masjid. Pada bagian kubah terlihat ukiran indah kaligrafi, dipadu lampu hias yang mewah. Ada pula ukiran kaligrafi seperti di pintu ka’bah, terpampang depan mihrab.

Lokasinya yang berada di belantara Bukit Barisan, membuat suasana sejuk di dalam masjid, walaupun tanpa pendingin ruangan. Wajar kiranya, kalau Masjid Agung Syahrun Nur, Sipirok, membuat banyak orang ingin singgah kembali, bila sekali melewati daerah ini.

Ingin rasanya saya berlama lama dalam masjid, yang berkarpet tebal itu. Apalagi bila kita tidur tiduran telentang. Tak puas mata memandang paduan warna langit langitnya yang serasi.

Konon, Masjid Agung Syahrun Nur, resmi dibuka untuk umum oleh Bupati Syahrul Martua Pasaribu, Jum’at, 22 Januari 2021 lampau. Syahrul Martua Pasaribu ini, adalah keponakan oleh bupati sebelumnya dua periode, yaitu Syahrun Nur Pasaribu.

“Beliau yang merencanakan dan membuat masjid ini. Maka disepakati semua pihak, nama Syahrun Nur dijadikan nama masjid ini,” kata Ahmad Harahap, salah seorang petugas kebersihan halaman parkir, yang juga merangkap guide masjid.

Disebutkan Harahap, Masjid Agung Syahrun Nur nan menawan ini, awalnya menghabiskan dana sekitar Rp. 40 miliar. Kemudian ditambah menjadi lebih Rp. 100 miliar. Membangunnya hingga tuntas sampai taman, butuhkan waktu 3 tahun. Selain mewah, masjid ini juga terbesar di Tapanuli Selatan.

“Terletak di lahan 50 Ha, membuat masjid ini memiliki fasilitas pendukung ruang parkir, yang memuaskan. Bisa untuk kendaraan roda dua, roda empat dan bus besar. Semua kantor pemerintah, tanah tersedia di sekitar masjid ini,” kata Ahmad Harahap.

Fasilitas lain yang memanjakan mata di masjid ini, adalah taman bunga yang indah berwarna-warni. Bunga bunga indah tidak saja ditanam di taman, halaman dan beranda masjid, tapi juga ada di wc dan kamar mandi.

Maaf kawan, belum pernah saya lihat, bunga bunga indah seperti itu, ada di wc masjid yang ada di Sumatera Barat. Jika ada yang melihat, masjid di Sumbar punya bunga mewah hingga ke dalam wc, tolong beri tahu ya, Bro. Saya mau melihatnya.

Pagi itu setelah shalat subuh, di lahan parkir masjid ini, kami menikmati lontong gulai dan bakwan hangat baru digoreng. Rasanya enak sekali. Saya tak melihat sayur lontongnya terbuat dari apa. Tapi rasanya tak jauh beda dengan kuah lontong buatan Santri Pesantren Darul Ulum Padang Magek, Tanah Datar, Sumbar yang saya sukai, tiap kali ikut acara subuh mubarokah.

Seperti disampaikan Ahmad Harahap, pedagang jualan subuh di lokasi parkir, dibatasi sampai pukul 07:30 saja. Setelah itu petugas, akan menyapu lokasi jualan sampai bersih.

Rata rata pedagang yang menjual makanan dan minuman, di sekitar masjid ini beroleh rezeki, karena pembelinya banyak. Jualan mereka laku dipesan pengunjung yang datang dari berbagai daerah.

Pengunjung yang ikut shalat subuh berjamaah, di masjid yang punya wc bersih wangi, bagai wc hotel itu, akan berjumpa dengan beragam makanan yang tersedia di gerobak motor. Puluhan gerobak motor itu berjejer di tepi jalan menuju masjid dari tempat parkir. Ada juga yang jualan di mobil pick up.

“Anak saya dua orang jualan makanan di sini. Satunya pakai mobil pick up. Masing masing kalau akhir pekan, Sabtu dan Ahad pagi, jual beli mereka antara Rp.1 sampai 1,5 juta,” kata Ahmad sambil menunjuk ke arah anaknya jualan.

Memang tak disangkal, bila masjid sudah jadi tujuan wisata, akan menjadi sumber rezeki bagi pedagang sekitarnya.

Pagi itu kami berjumpa bus bus besar membawa jamaah wisata religi. Ada yang dari Dumai dan Pekanbaru. Kedatangan mereka jelas bakal meninggalkan fulus bagi pedagang sekitar masjid.

Sekali lagi mohon maaf ya, Bro. Tulisan Ini hanya sekilas pandang di waktu subuh…(rma1).


One thought on “Kepala Kominfo Kota Padang Panjang: “Mengapa Saya Terkejut Melihat Masjid ini. “

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *