Pesawat telah memperpendek waktu perjalanan antar kota di seluruh dunia, termasuk dari Jakarta ke Padang. Namun ‘pulang kampuang’ menaiki bus memberi pengalaman berbeda dan unik. Apalagi, disamping waktu tempuh berkisar 30 – 35 jam, kenyamanan dalam bus semakin tinggi.
Mak-adang.com, JAKARTA.
Pengusaha bus nasional kembali menemukan momentum, saat pandemi covid-19 karena menggunakan pesawat dengan syarat yang ketat.

TIDUR DI BUS: Pak Arie di Sembodo, sleeper seat di atas dingin.
Bus kemudian bangkit dan menjadi pilihan. Seiring itu, Jakarta – Padang hanya memakan waktu satu malam. Berangkat pukul 11.00 dari terminal akhir Poris Jakarta, kadang kala sudah sampai pukul 16.00 esok hari di terminal transit Solok, Sumbar.
Tarif bus super eksekutif bisa terjadi hampir sama pesawat harga promo dan standar. Tapi bus dipilih karena banyaknya pengalaman di jalan serta interaksi sosial sesama penumpang.
Ini tidak terjadi di pesawat. Ibarat kata Sutan Rajo Angek dalam sandiwara Minang: “Manyasa naiak pesawat, karena bayianyo maha, naiaknyo sabanta.”
Aryadie Adnan, dosen Universitas Negeri Padang, pekan lalu menikmati perjalanan lintas Jakarta-Padang dengan bus Sembodo.
Ada beberapa cerita dan tips menarik bagi para pelancong yang ingin merasakan layanan bus mewah menuju Sumatera Barat itu, dengan cara yang berbeda. Soalnya, penumpang kini tidak hanya bisa ma-unjua (meluruskan kaki ke depan) serta merebahkan pinggang karena sandaran bangku bisa dijatuhkan ke belakang.
Melainkan benar-benar bisa selonjoran bak tisur di rumah.
Pak Arie, demikian pengajar juga konsultan manajemen sumber daya manusia (SDM) ini juga seorang petualang.
Ia merasakan puas melintasi Pulau Sumatera dari atas bus Sembodo: baik perjalanan, pemandangan, maupun layanan bus.
Tips
Pak Arie memberikan beberapa tips berharga bagi mereka yang ingin mencoba perjalanan dengan Sembodo.

KELAS UTAMA: ada 15 bangku tidur (sleeper seat)
Pertama, pesan tiket jauh-jauh hari karena bus ini hanya berangkat sekali dalam empat hari. Bagi yang ingin merasakan kenyamanan tidur di bus, disarankan untuk memilih tempat duduk di bagian bawah karena bagian atas cenderung lebih dingin. Ketiga, Pak Arie menyarankan untuk membawa bekal roti, mengingat bus hanya berhenti makan dua kali selama perjalanan yang panjang. Keempat, tips yang sangat penting adalah memilih tujuan yang jelas sejak awal, karena penumpang tidak diizinkan untuk pindah bus istilah diopor (dipindahkan) ke bus Sembodo lain di tengah perjalanan.
Minim sosialisasi.
Perjalanan dengan bus Sembodo bukan hanya sekadar transportasi, tetapi juga pengalaman berharga yang menghubungkan penumpang dengan keindahan dan keragaman Sumatera Barat.
Akan tetapi informasi tentang keberangkatan belum disampaikan kepada publik dengan tertib: jelas, luas, dan berkesinambungan.
Buktinya, pengalaman Pak Arie menunjukkan dua hal penting bagi pelanggan. Pertama soal jumlah bus yang berangkat tersedia dua tiga unit sehari. Sebelumnya diinfokan hanya sekali empat hari. Dengan asumsi hanya dua bus saja milik sembodo beroperasi lintas DKI-Sumbar. Padahal ada tiga bus setiap hari.
Info Agen
Masdion, seorang agen bus di Poris Jakarta, juga menjelaskan tentang perjalanan dengan Sembodo. “Ada tiga unit mobil yang berangkat dari Jakarta ke Sumatera Barat setiap harinya,” katanya kepada Mak-adang. com melalui whatsapp, Rabu (30/8).
Rute perjalanan Sembodo mencakup kota-kota seperti Solok, Padang, Pariaman, dan Lubuk Basung. Salah satu perjalanan yang paling ramai adalah ke Payakumbuh melalui rute lintas Sijunjung, Batusangkar, Padang Panjang, dan Bukittinggi.
Dengan beberapa tips di atas para pelancong bisa menjalani perjalanan yang tak terlupakan dengan bus mewah seperti Sembodo (andi mulya).
Tarif
Sembodo kelas utama (15 sleeper) : Rp 865.000.
Sembodo kelas Eksekutif : Rp 675.000.
Kontak Agen Poris:
0812-9727-9199 (Masdion).
2 thoughts on “ENAKNYA KE PADANG DENGAN BUS SEMBODO: BEGINI PENGALAMAN PAK ARYADIE ADNAN.”