Puisi
Mak Adang.com memuat puisi yang pernah ditulis 11 tahun lalu. Ada suara batin yang ingin disampaikan di dalamnya.
Sekedar tambahan informasi, puisi ini tidak dibuat oleh sastrawan yang ahli. Akan tetapi penting untuk disampaikan bahwa isinya teinspirasi kisah-kisah dalam Al Qu’an tentamg negeri yang ditenggelamkan Allah.
Salam literasi.
9999
KOTA YANG HILANG
Oleh : Andi Muleya
Bagai negeri yang mati
atau baru terkena stunami
beberapa menit tadi.
Tiada tegur, tiada sapa
tiada tiupan angin, apalagi ramahnya
kota ini seakan lepas dari tatap sang Penciptanya
Dan
Bila engkau terkepung di dalamnya.
tiada guna nama bahkan orang hebat
di phone book dan facebookmu
tiada juga guna doa bahkan rintihmu
Sebab Tuhan yang mau menghapus
semua jejak dan sejarah,
bahkan gelang emas dan kalung
yang merantai lehermu .
Kota itu meninggalkan orang-orang, penghuninya
karena mereka seenak perutnya.
Tiada enak baginya, enak pula bagi saudaranya,
kaumnya, tetangganya, bahkan bagi bangsanya.
Kata tak sesuai dengan lakumu.
Buruknya moral itu, telah dimulai
oleh orang orang yang tau agama
dan tata krama di negerimu.
Kini tersuluh matahari pula pada diri orang kecil
sampai pemimpin kota itu.
Kota itu, kata sebagian ahlinya
tak berapa windu lamanya
akan tinggal nama.
Sang Rabbi mengkin akan mengganti
penghuninya.
Tidak di kota itu, tapi di negeri lain
Dengan orang-orang baik seperti
pernah lahir di kota itu.
Kota tadi. Oleh seorang penyair tak bernama
Disebut Kota Yang Hilang.
Andi Mulya
Satu Jum,at ada Seribu Perncerahan
Di Kantor Baru Bambu Kuning
17 Februari 2012.