logo mak-adang.com

Kisah Surau Tuo (13): TENTANG LAPIAK BEKAS DAN LAYANAN PONDOK

 Dr. Andi Mulya, S.Pd., M.Si.     3/12/2023    Kaba Ari ko,Kearifan Lokal 1   402 Views
Kisah Surau Tuo (13): TENTANG LAPIAK BEKAS DAN LAYANAN PONDOK

Oleh: Ampera Salim SH. M. Si.

Mak-adang menurunkan setiap Ahad pagi pukul 07.00  tulisan bersambung tentang Surau Tuo, sebagai potret pendidikan masa lalu. Surau diyakin pendidikan terbaik dan paling modern yang mengagetkan penjajah Belanda masa itu. Di Surau pula perlawanan dan perjuangan kemerdekaan dimulai, baik fisik, mental, dan intelektual. Selamat membaca.***

Mak-adang.comPADANG PANJANG

Hampir setahun lalu H. Jakfar Tuanku Imam Mudo, ada satu keperluan penting ke Kota Padang Panjang. Saya dan Guru Besar Pesantren Darul Ulum Padang Magek ini shalat zuhur di Masjid Zuama, Pasar Usang, kota itu.

Untold Story 212 (1): ADA RASA TAKUT YANG MEMBUAT INGIN SURUT

Usai shalat di hari Selasa (20/12/22) itu,  beliau sempat berjumpa dengan pengurus Masjid Zuama. Ungku Jakfar bertanya kepada pengurus, jika ada karpet tikar shalat yang lama, boleh dibawa ke Ponpes Darul Ulum Padang Magek, Tanah Datar, Sumbar.

Pengurus masjid itu, menjawab inshaa Allah Ungku, nanti kami lihat daftar inventaris dulu. Rupanya kehendak boroleh, pinta berlaku. Alhamdulillah, hari ini Kamis, (22/12), pengurus Masjid Zuama mengirimkan empat gulung karpet tikar shalat untuk Ponpes Darul Ulum.

Maksud Ungku Jakfar, karpet masjid yang sudah tidak pakai, tersebab sudah ada ganti yang baru, lebih berfaedah jika digunakan di tempat lain. Hal itu pula yang dipahami oleh pengurus Masjid Zuama. Mereka juga sepakat lebih baik dimanfaatkan daripada tersimpan.

Orang-orang di Rumah Sakit (6): DATUK CORONA DAN ‘DINASTI’ BISNIS KELUARGA

Kini Pondok Pesantren Darul Ulum, sudah punya empat karpet bekas, untuk dipakai di ruangan pertemuan, yang masih polos. Belum ada karpet untuk mengaji santri. Jika kaum muslimin muslimat yang ingin bersedekah tikar karpet, diterima dengan senang hati.

Layanan Pondok

Setelah bangunan dan fasilitas lainnya dirasa cukup,  H. Jakfar Tuanku Imam Mudo, kini mulai mengarahkan pelayanan total terhadap tamu yang datang.

Setiap tamu yang tiba di Darul Ulum, akan disediakan makan dan tempat menginap. Tak perlu ragu. Tidak perlu dibayar. Ini merupakan bentuk khidmat / pelayanan Darul Ulum kepada tamu. Silahkan datang beribadah ke pindok ini.

Review (11) ANIES AKHIRI KUNJUNGAN KE SUMBAR, INI PESAN MORAL BAGI PEMBUAT SURVEI.

Tidak hanya kepada tamu saja, kepada Santri sekalipun, Darul Ulum kini mulai mengkhidmat. Contoh pagi Jum’at, (23/12/22). Sesudah shalat subuh plus israk (subuh mabarakah), Santri diberi sarapan pagi berupa lontong gulai.

Menu ini dibuat sendiri oleh ibuk ibuk warga jamaah pondok bersama Santriwati. Dibiayai oleh Ungku Jakfar. Semua Santri dan jamaah subuh sekitar 350 orang, dapat menikmati.

Saatnya kita mengkhidmat jamaah. Ini salah satu cara kita memakmurkan mushala pondok,” ujar Ungku.

Terhadap kebijakan Ungku Jakfar ini, Afrizal salah seorang warga, yang ikut pagi itu, merasa senang beribadah pagi. Sebab tidak perlu keluar dari mushala, ada sarapan lontong dihidangkan.

Terimakasih pelayanan Darul Ulum. Suasana seperti ini yang saya suka. Terimakasih Ungku Jakfar,” kata Afrizal yang menetap di 50 Kota. Dia pulang kampung melihat orang tuanya.***

Penulis: Kadinas Kominfo Kota Padang Panjang.

Jika pembaca tertarik berdonasi agar tetap bertahan pendidikan ala Surau di masa dulu di Minangkabau, dapat menyalurkan ke:

Bank Nagari Syariah

 Rekening: 72020201001560
A/n. PONDOK PESANTREN DARUL ULUM Padang Magek.


One thought on “Kisah Surau Tuo (13): TENTANG LAPIAK BEKAS DAN LAYANAN PONDOK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *