logo mak-adang.com

Catatan Harianku (680) USTADZ ABDUL SOMAD.

 Dr. Andi Mulya, S.Pd., M.Si.     22/02/2023    Catatan Harianku   158 Views
Catatan Harianku  (680) USTADZ ABDUL SOMAD.

 

Mak-Adang..com memuat tentang Prof Ustadz Abdul Somad (UAS) yang ditulis 24 Januari 2018. Tulisan tersebut penuh dengan andai-andai. Tapi alhamdulillah kini setelah berlalu lima tahun lebih, Ia masih tetap digaris yang lurus. Aamiin.

Saat ini dimuat, ada tulisan saya tentang UAS yang hadir di Istanbul atas undangan Persatuan Pelajar Indonesia di Turki. Namun akan dimuat dibagian lain.

Berikut andai-andai rentang UAS lengkapnya.
===

Di bawah ini adalah khayalan saya dengan berandai-andai tentang Ustadz Abdul Somad .

Hingga sekarang saya belum pernah bertatap muka atau hadir di majelisnya. Tapi sudah lebih setahun saya rutin mendengarkan melalui yutub.

Pertama kali adalah Dr. Alex Aldha Yudi
yang memperdengarkan saat kami menjadi verifikator Pekan Olahraga Pondok Pesantren Nasional, di Hotel Ratu, milik ratu Banten tentunya di Serang. Tiga malam di sana menjadi kenangan bersama da Arman Arman ‘Kepala Suku’ Pospenas dari Kemenpora.

Saat sibuk apalagi saat longgar tugas mencontreng peserta Pospenas itu, ceramah tersebut menjadi penyejuk hati. Baik ilmu iman dan enak serta terhibur mendengarnya.
“Kalau ke Pekanbaru, saya ingin hadir dimana Ustadz ini mengaji,” kata Alex kala itu. Saya ingin bersalaman dan minta foto. Tambahnya. Selfi.

Tapi tidak tahu apakah Alex telah menunaikan niatnya itu.

Padahal sayalah yang mestinya berpeluang, karena berlebaran dan libur ke Duri, 120 km. dari Pekanbaru. Tempat kedua orang terkasih mama papa bermukim. Dan saya tekadkan pulang sekali tiga bulan.

Tapi nyatanya saya pun tidak berhasil. Pernah menjelang ke Bandara sore hari, saya sengaja pagi dari Duri, mampir ke Masjid Annur yang biasa Ustad Somad mengaji. Tapi kala itu memang bukan jadwalnya.

Alhirnya sama seperti ditemani Bos Resnil Ahmad sebelumnya, hanya bisa sholat dan tentu berfoto. Tapi tidak ada Ustad Somad. Akan tetapi ada mihrab dan meja yang saya bayangkan disinilah ia duduk memberi kajian.

Alhamdulillah.
Hingga kini istiqomahnya membuat bangga Sekaligus mencerahkan.

Begitulah guru.
Menerangi dan saat ia tak ada pun, juga bersua hanya di fb dan yutub, kita merasakan ia hadir..

Dan inilah… andai andai saya yang ditulis saat menunggu Suci keluar kelas di Atsiri Citayam.

Selamat menyimaknya:

Andai ustad Somad mendirikan pesantren, entah berapa ribu atau belasan ribu santri Indonesia bahkan Asean akan sanggup ia raup sekarang.

Andai ia buka kantor haji dan Umroh, entah berapa ribu pula akan berangkat bersamanya.

Andai ia bawa proposal, seperti ia ungkap dlm satu ceramah, entah berapa miliar tiap tahun dana bisa dikucurkan untuk hajatnya.

Andai honor dan hadiah termasuk mobil mewah tak ia tolak, entah berapa puluh rumah dan mobil dan bisa koleksi.

Andai Natsir membantu dengan mensertifikatkan dan menghitung saham di rumah sakit-rumah sakit, universitas universitas, yayasan-yayasan, entah berapa royalti tiap bulan yang akan diterimanya.

Andai Hamka meminta bagian dari semua sekolah Al Azhar dan Universitas serta badan sosial, entah berapa pula properti miliknya yang mengalirkan uang.

Inilah zaman terbalik dan dibalikkan lagi ketika ustad Somad memilih hidup bersahaja tanpa birahi dunia sehingga umat merasa punya panutan.

Berbeda dengan satu negeri yang saya pernah timba dan minum airnnya, saat seseorang menjadikan umat sebagai alat produksi. Semua yayasan bahkan termasuk bantuan2 yang mestinya terarah untuk negara, direkomendasi ke yayasannya. Karena ia berkuasa.

Saat ini, ia tidak malu bicara aset dan kekayaan nya mencapai 1 triliun. Tapi ia lupa, para perintis yang juga bersusah payah telah lebih dahulu ia singkirkan, agar semua bisa atas nama pribadi. Untuk anak dan cucu.

Love you Ustadz
Setahun lebih memutar yutub mu Ustad.

(Sumber  foto:layar tangkap youtube)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *