Mak-adang.com , JAKARTA.
Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof. Komarudin, mengusulkan pemilihan rektor secara langsung diganti menjadi penugasan seperti era sebelumnya.
Usulan Rektor UNJ relevan dengan usulan Presiden Prabowo agar Pemilihan Kepala Daerah kembali ke sistem lama, yakni melalui DPRD. Bila Presiden beralasan penghematan anggaran, Rektor UNJ menyikapi agar iklim akademik lebih fokus dan kondusif.
Usulannya memiliki momentum yang sama, setelah era reformssi mendorong semua seleksi jabatan publik diselenggarakan secara langsung dan terbuka, serta dapat diakses semua calon potensial. Akan tetapi setelah 25 tahun berjalan muncul berbagai pemikiran yang mengevaluasi sistem pemilihan tersebut.
Komarudin meyakini usulan ini sangat realistis dan akan didukung banyak pihak di masa mendatang.
“Ke depan saya usulkan kepada Kementerian (Dikti) agar rektor bersifat pengugasan, sama seperti di Kementerian Agama,” katanya.
Rektor mengatakan pemilihan rektor selama ini telah menyebabkan persaingan yang tidak sehat secara akademik. Semua berlomba untuk berebut suara termasuk memperebutkan 35% porsi suara Menteri. Pada bagian lain Komaruddin menyinggung munculnya tim sukses, sebagai gejala yang jamak terjadi dalam partai pemilihan politik.
“Di universitas semua harus bekerjasama, tidak memihak atau memilih kelompoknya saja, tidak ada tim sukses,” katanya.
Era IKIP
Komarudin mengatakan dulu semasa periode bernama IKIP Jakarta, semua jabatan rektor berjalan dengan baik karena semuanya bersifat penugasan, bukan pemilihan langsung.
“Selalu rebutan 35%, (sementara) seperti Kemenag, universitas mengusul tiga (calon) terbaik, kemudian ditetapkan oleh Menteri,” katanya.
“Saya kita ini bisa kita mulai,” tegas Ketua Umum Pengurus Besar Indonesia Pickleball Federation (PB IPF) tersebut.
Hal itu, menurutnya, akan membuat universitas lebih nyaman. Termasuk UNJ yang mengejar target menjadi universitas kelas dunia.
“Seperti dululah, sehingga di dalam fokus mengerjakan tugas Tridharma dan otonomi akademik,” kata Rektor. (andi mulya) ****