Mak-Adang.com menggoreskan di sini catatabn harian bertanggal 27 Februari 2019 tentang perjuangan menembus Scopus. Yakni istilah untuk tulisan di jurnal internasional yang layak sebagai syarat akademis, disebabkan jurnal yang memuatnya terindek di mesin pencari terbaik: Scopus.
Selamat membaca.
***
TERSCOPUS
Alhamdulillah..Satu teman memberitahu agar segera mengecek email. Sebab seminar internasional di Padang November lalu, sudah mengumumkan setiap pemakalah yang diterima untuk dimuat di jurnal internasional terscopus.
Terscopus adalah istilah saya karena artikel masuk ke jurnal tersebut telah jadi momok bagi calon… Ya calon itulah. Termasuk calon yangg lebih tinggi dari itu.
Kini tinggal daftar dan bayar. Dan tentu Konferensi Nasional Pendidikan Indonesia (Konaspi) di Padang 14 Maret ini, juga terscopus, saya batalkan, karena tujuannya memang mengejar syarat tersebut. Boleh saja ikut satu lagi, tapi tidak prioritas.
Trims Prof. Gusril Pembimbing dulu di S1, dan reviewer bagi hasil penelitian saya, atas kabar baik ini. Gembira bisa selalu berkomunikasi dan beroleh arahan yang produktif.
Teriring terima kasih kepada Pembimbing 1 dan 2 Prof Firmansyah Dlis dan Prof Sofyan Hanif, atas arahan dan memperkenalkan nama saya bersanding dengan nama Prof pembimbing sebagai dukungan moral dalam etika penulisan akademik.
Menceritakan hal ini bukan ghibah atau sejenisnya, melainkan semata-mata membuka ruang diskusi kepada teman karena syarat ini lumayan membuat galau.
Sayang sekali dengan Muhammad Kamal, teman baik dari Makasar, yang sejak awal saling dukung dan kontak untuk bisa sama sama hadir di Padang.
Bahkan kuta sudah rencana mau pesan tiket NPM vus terbaru itu, di tengah tiket airline yang tinggi itu.
Selamat berjuang kawan. Semoga tetap lulus bersama di tengah tantangan yang makin beragam kini.
Salam