Butuh 1-1,5 Meter Agar Rumah Aman dari Genangan.
Mak-Adang.com, JAKARTA.
Kota Padang digenangi banjir yang membuat kota tersebut lumpuh, meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa hujan akan berhenti pada pukul 08.00 pagi ini. Masalah banjir di kota ini belum memiliki solusi yang tepat. Salah satu cara sementara yang dilakukan adalah dengan membangun bendungan yang disebut “me-ampang” dalam bahasa Minangkabau.
Sebagai contoh, Jalan Sudirman di Kota Padang, tempat berdirinya kantor gubernur Sumatera Barat, relatif aman dari banjir. Hal ini disebabkan oleh gedung tersebut yang memiliki tiga lantai dan terletak di tanah yang lebih tinggi daripada sekitarnya. Namun, di belakang gedung tersebut terdapat permukiman yang rentan terkena banjir karena posisinya yang lebih rendah. Hal ini terlihat jelas ketika mencari jajanan dan kuliner di jalan belakang gedung tersebut, yang harus keluar melalui pintu samping dengan jalan menurun.
Beberapa ruas jalan dan fasilitas publik lainnya juga tergenang banjir dengan tinggi air bervariasi, mulai dari mata kaki hingga setinggi 2-3 meter atau bahkan setinggi atap rumah. Beberapa wilayah yang terkena dampak banjir antara lain Kelurahan Belimbing, Lapai, Padang Pasir, Ulak Karang, Ampang Kuranji, Pampangan Lubuk Begalung, Jl. Veteran Dalam, Sumpur, dan Pasa Gadang. Kawasan lainnya seperti Gor Haji Agus Salim, Siteba, Nanggalo, Jondul, dan Rawang juga ikut terdampak banjir, seperti ditulis Langgam.id.
LEBIH LENGKAP? BACA: ANTARA KAMAR 908 DAN GUNUNG PANGILUN.
Hasril Chaniago, wartawan dan cendikiawan Ranah Minang menyebutkan bahwa banjir ini merupakan yang terbesar dalam 20 tahun terakhir. “Hujan tidak berhenti selama lebih dari 8 jam, dan bahkan masih lebat menjelang pukul 06.00 pagi,” tulisnya di laman facebooknya. Banjir ini bahkan mencapai lantai 1 rumah Hasril, yang lebih tinggi dari banjir yang terjadi pada bulan Oktober 2003.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang sebelumnya telah memperingatkan tentang bahaya banjir besar ini pada tanggal 6 Juli 2023. Warga harap waspada terhadap potensi bencana banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang dalam beberapa hari ke depan. Yeni Yuliza, Pelaksana tugas Kepala BPBD Padang, menjelaskan bahwa curah hujan yang tinggi disertai angin kencang dapat memicu bencana tersebut. Warga yang tinggal di pinggir sungai juga diimbau untuk berhati-hati, terutama jika debit air sungai mulai meningkat.
Selain itu, salah satu langkah yang diambil oleh warga untuk mengurangi kerugian akibat banjir adalah dengan meninggikan bangunan rumah. Ampera Salim, seorang warga Kota Padang, yang tinggal di Gunung Pangilun, membangun ulang rumahnya dengan ketinggian lantai 1,3 meter lebih tinggi dari sebelumnya. Meskipun bagian depan rumahnya masih tergenang banjir setinggi lutut orang dewasa, langkah ini telah membantu mencegah kerusakan yang lebih parah. Namun, tetangga Ampera yang hanya meninggikan bagian depan rumah mereka tetap terkena banjir.
Banjir di Kota Padang merupakan tantangan serius bagi warga dan pemerintah setempat. Upaya penanganan dan pencegahan banjir perlu terus dilakukan untuk melindungi masyarakat dan infrastruktur kota.***
One thought on “BANJIR TERBESAR DALAM 20 TAHUN, INI KONDISI KOTA PADANG HARI INI”