Oleh: Ampera Salim SH. M. Si.
Mak-adang menurunkan setiap Ahad pagi pukul 07.00 tulisan bersambung tentang Surau Tuo, sebagai potret pendidikan masa lalu. Surauu diyakin pendidikan terbaik dan paling modern yang mengagetkan penjajah Belanda masa itu. Di Surau pula perlawanan dan perjuangan kemerdekaan dimulai, baik fisik, mental, dan intelektual. Selamat membaca.***
Mak-adang.com, PADANG PANJANG.
Ketika meletakan kuda-kuda atap di lantai dua mushala Ponpes Darul Ulum, Kamis pagi, (15/12/22), Guru Besar Pondok ini, Haji Jakfar Tuanku Imam Mudo, ikut memanjat jenjang, untuk naik ke atas dan berdiri di paran. Bersama Ustadz yang masih muda muda, beliau ikut serta menarik kuda kuda itu, sampai tegak.
Saat itu pula Tuanku Hafzan anak beliau, mengumandangkan azan.Kemudian Ungku Jakfar dududi pelataran atap lantai dua, yang sebahagian sudah dicor semen. Berdo’a supaya apa yang dikerjakan diredhoi oleh Allah Ta’ala Tuhan Yang Maha Kuasa.
Setelah itu, Ungku Jakfar turun ke bawah, mengangkat kayu kayu penyangga kuda kuda itu. Beliau mengomandoi pekerjaan yang dilakukan secara gotong royong ini. Setelah makan siang bersama dan shalat zuhur, Ungku Jakfar datang ke kantor sekretariat menemui Pengurus Pondok H Ampera Salim dan Bakhtar Datuk Murun. Disana juga ada Sri Maituti bendahara dan Tuangku Makmur Habibullah Kabag Tata Usaha Darul Ulum.
“Iko ambo sato manyumbang untuk atok mushala,” kata Ungku Jakfar sambil memberikan sebuah cincin emas kepada Ampera Salim di hadapan semua yang hadir di sekretariat itu. H. Ampera Salim menerima sumbangan Ungku Jakfar dengan penuh haru, sambil meletakkan cincin dalam bungkus plastik bening, disertai surat pembelian di meja. Setelah itu Ungku Jakfar mohon izin, pamit mengurus sesuatu keperluannya.
Cincin yang diberikan Ungku Jakfar dititip pengurus di toko bangunan. Semoga bersamaan emas dari ulama yang selalu tampil sederhana dan bersahaja ini, akan datang emas emas yang lain dari kaum muslimin dan muslimat, untuk menyelesaikan bangunan Pondok Pesantren Darul Ulum. Aamiin aamiin yra. ***
Penulis: Kadinas Kominfo Kota Padang Panjang.
Jika pembaca tertarik berdonasi agar tetap bertahan pendidikan ala Surau di masa dulu di Minangkabau, dapat menyalurkan ke:
Bank Nagari Syariah
Rekening: 72020201001560
A/n. PONDOK PESANTREN DARUL ULUM Padang Magek.
2 thoughts on “Kisah Surau Tuo (9): CINCIN SIAPA PEMBELI BAHAN BANGUNAN PONDOK?”