Oleh: Ampera Salim SH. M. Si.
Mak-adang menurunkan setiap Ahad pagi pukul 07.00 tulisan bersambung tentang Surau Tuo, sebagai potret pendidikan masa lalu. Surau diyakini pendidikan terbaik dan paling modern yang mengagetkan penjajah Belanda masa itu. Di Surau pula perlawanan dan perjuangan kemerdekaan dimulai, baik fisik, mental, dan intelektual. Selamat membaca.***
Mak-adang.com, PADANG PANJANG.
Sejak tahun 1994 Tuanku H. Jakfar Imam Mudo sudah mengajar di Pondok Pesantren Darul Ulum Padang Magek, Tanah Datar, Sumbar, yang didirikan Tuanku Salim Malin Kuning sejak tahun 1942. Selain mengajar Ungku Jakfar sering bekerja membersihkan lingkungan pesantren. Adakalanya dia sendiri. Kadang kadang ada guru-guru lain yang ikut bersama beliau.
Novel 2 (06): KOTO KACIAK, KAMPUNG PAHLAWAN REVOLUSI.
Sekali waktu Ungku Jakfar sedang membersihkan selo atau parit. Disebut tali banda oleh masyarakat setempat. Jelas saja pakaiannya saat itu basah dan berlumpur. Tiba-tiba ada wali murid mengatarkan anaknya mengaji di Darul Ulum.
Orang tua murid itu bertanya, Ungku Jakfar dimana? Pertanyaan itu dia tanyakan pada Ungku Jakfar sendiri, yang sedang berada dalam banda air.
Kemudian Ungku Jakfar dari dalam banda menanyakan keperluannya apa? Wali murid mengatakan mengantar anaknya mengaji. “Ya tunggulah di dalam.” Maksudnya di ruangan biasa Ungku Jakfar menerima tamu. Kemudian Ungku Jakfar bersalin pakaian. Mengganti pakaian yang lebih bagus dan rapi, seperti hendak mengajar.
Kisah Surau Tuo (9): CINCIN SIAPA PEMBELI BAHAN BANGUNAN PONDOK?
Terus menerima tamu di ruang tamu. Wali murid tadi terkejut. Tak menyangka orang yang beliau tanya itulah Ungku Jakfar, Guru Besar Darul Ulum.
Ini ciri khas sebagai pondok tradisional. Menerima murid di Ponpes Darul Ulum Padang Magek, bisa kapan saja. Tidak terikat tahun ajaran. Soal materi yang diajar ke murid baru, itu menyesuaikan saja. Penerimaan murid di Darul Ulum ini, tidak mesti bertemu langsung dengan Ungku Jakfar. Bisa saja guru-guru senior lain.
Hanya saja cara penerimaannya beda dengan sekolah umum. Di Darul Ulum murid diantar walinya, kemudian didoakan oleh Ungku Jakfar atau guru penggantinya terlebih dahulu. Selain itu ada pesan-pesan khusus terhadap orang tua. Ada pula nasihat khusus untuk si murid. Kemudian baru menyusul pengurusan administrasi di kantor sekretariat.
Orang-orang di Rumah Sakit (3): TEK BAYA ‘PEGAWAI’ DESA LAUT.
Adab menimba ilmu yang hilang hingga kini. ***
Penulis: Kadinas Kominfo Kota Padang Panjang.
Jika pembaca tertarik berdonasi agar tetap bertahan pendidikan ala Surau di masa dulu di Minangkabau, dapat menyalurkan ke:
Bank Nagari Syariah
Rekening: 72020201001560
A/n. PONDOK PESANTREN DARUL ULUM Padang Magek.
2 thoughts on “Kisah Surau Tuo (10): UNGKU JAKFAR TAK SEMBARANG MASUK BANDA.”