Mak-Adang.com hari ini menurunkan kembali tulisan setahun lalu tentang perjalanan Afiq berlibur.
Kala itu adalah penghujung musim salju. Udara masih sejuk sedang pepohonan juga memutih ditimpa bunga-bunga es.
Hal yang berbeda di hari imi
Dua hari laliu Turki kembali diguncang gempa. Tepatnya di Haitai. Korbam wafat di hari pertama dikabarkan tiga orang, dan 200 luka-luka.
Hari ini, hari kedua, korban di Haitai bertambah memjadi 30 orang.
Total korban jiwa rakyat Turki yang kita cintai mencapai 51. 000 orang. Semoga beroleh sorga dan Turki mudah bangkit menghadapi ujian ini.
Berikut sisi lain tentang salju setahun lalu
***
Mungkin ini di penghujung musim salju di Turki. Kemaren Afiq dan kawan kawan satu apartemen berkeliling ke arah Ankara. Afiq sempat membawa sebentar sekadar menyesuaikan. Kebetulan ia memang dibekali sim A internasional waktu mau berangkat November lalu. Tapi kemudian lebih banyak dibawa Bontang, kakak kelasnya sesama Darunnajah 8.
Mereka menyewa mobil rental di kita dengan harga sekitar Rp 300 ribu oer hari. Sama dengan harga sewa mobil rental di Jakarta. Bedanya adalah di tanah air umumnya merek Avanza, di sana merek Mercedes Benz.
Umumnya barang mewah seperti mobil di Turki adalah produksi Eropah, terutama Jerman. Mereka memiliki prinsip semua barang yang dibeli, untuk dipakai seumur hidup. Itulah maka mereka yang cinta produk Jerman mendahulukan produk merek ini. Walau ada produk impor lain yang lebih murah.
Mungkin motto cinta produk dalam negeri berasal dari Jerman, atau Eropa lain, yang mutunya memang teruji dan membanggakan. Di kita juga ada cinta produk dalam negeri, tapi fokus ke produk makanan dan UKM lain. Saat cinta dalam negeri tentang mobil, kita baru bagian penikmat. Bukan produsen.
Begitu pula di bidang pendidikan. Kalaulah semua orang mampu mengirim anaknya sekolah ke luar negeri, mungkin akan banyak memilih universitas non dalam negeri. Malaysia setidaknya.
Cinta produk sendiri jadinya bagaimana?
21 Feb 22
kenangan indah tentang perjalanan Afiq yang hampir 2 tahun lalu menikmati musim salju, dan situasi terkini di mana Turki dilanda bencana gempa di wilayah Hatay. Narasi ini menunjukkan bahwa meski kehidupan terus berjalan dengan keindahannya, bencana alam selalu mengingatkan kita pada rapuhnya kehidupan dan pentingnya solidaritas.