’Dalam situasi seperti ini, mungkinkah pendekatan agama seperti doa minta hujan bisa meringankan kondisi ini?”
Perkiraan musim hujan baru bisa dilakukan pada Agustus dan September tahun ini. Namun hujan akan turun tidak merata. Wilayah tertentu tetap kemarau.
Mak-adang.com, JAKARTA.
Peringatan serius tentang ancaman kekeringan di Indonesia tengah lumayan menghantui para ahli termasuk masyarakat luas.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan pernyataan yang memicu kekhawatiran, dengan meramalkan bahwa Indonesia tidak akan melihat hembusan embun segar hingga setidaknya Maret 2024.
Saran Penting: ELNINO? INI TIGA LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN PETERNAK AYAM AGAR TAK RUGI BESAR.
Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Dodo Gunawan, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia, menyoroti pentingnya meningkatkan kesadaran akan hemat air di tengah persiapan menghadapi musim kemarau yang akan terus berlanjut.
Dodo menggaris-bawahi: “Puncak musim kemarau baru akan menyapu Indonesia pada awal Maret 2024. Dalam jangka waktu ini, upaya meningkatkan hemat air menjadi sangat vital, sebab kita masih harus bersabar menanti beberapa bulan hingga musim hujan datang.”
Nan Terkait: INI SARAN PAKAR TERKAIT ANCAMAN TSUNAMI YANG DIRILIS BMKG.
Seiring itu, BMKG menghadapi tantangan dalam menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau menciptakan hujan buatan. Dodo menjelaskan bahwa terdapat syarat khusus yang harus dipenuhi dalam operasi TMC, termasuk tingkat kandungan uap air di udara dan pengamatan yang akurat. Di tengah ketidakpastian ini, tampaknya pilihan untuk mengatasi kemarau dengan hujan buatan adalah kemungkinan yang sulit dilakukan, karena kondisi atmosfer yang tidak mendukung.
Dodo menyebut peningkatan polusi udara sebagai dampak langsung dari musim kemarau. Selama musim ini, polutan yang terlepas ke udara tidak dapat dibersihkan oleh hujan, sehingga menciptakan polusi yang membahayakan. Ia menyatakan, “Kita melihat peningkatan polusi udara selama musim kemarau, di mana polutan yang biasanya dibersihkan oleh hujan tetap terjebak di udara.”
Hal Lain: BEGINI CARA ORANG MINANGKABAU MENGUNGKAPKAN BEBERAPA CARA TENTANG ORANG KURUS.
Tidak Merata.
Dalam upaya mencari pemahaman lebih lanjut, BMKG diharapkan akan merilis prakiraan resmi tentang musim hujan pada Agustus atau September 2023. Namun, Dodo mencatat bahwa musim hujan tidak akan datang serentak di seluruh wilayah Indonesia.
“Pada bulan Agustus atau awal September akan dikeluarkan prakiraan musim hujan. Tiba-nya musim hujan tidak sama di setiap daerah,” ujarnya.
Prakiraan ini diharapkan menjadi alat penting bagi masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan air di tengah cuaca yang tidak menentu.
Kearifan.
Di sisi lain dalam situasi yang semakin mendesak, masyarakat Indonesia diimbau untuk doa bersama untuk memohon datangnya hujan. Hal ini tidak atau belum disinggung dalam berita tersebut, yakni kearifan ajaran agama yang diyakini dan dipraktek dalam situasi tertentu. Relatif banyak yang melaksanakan, walau soal hasilnya kembali kepada keyakinan masing-masing.
Baca: Nasdem (4): APA YANG DIAJARKAN ANIES BASWEDAN TENTANG PRINSIP DEMOKRASI.
Dalam ajaran Islam, praktik doa untuk hujan, seperti yang pernah dilakukan di masa Nabi Saw, menjadi sebuah panggilan kesadaran bersama untuk mencari solusi dalam mengatasi krisis yang mengancam negeri ini.(andi mulya).
Penting Pula: INI PENGAKUAN BIMA ARYA TENTANG BURUKNYA UDARA KOTA BOGOR.
“Dalam situasi seperti ini, mungkinkah pendekatan agama seperti doa minta hujan bisa meringankan kondisi ini?”
Kutipan di atas sangat penting. Solusi tepat dan perlu segera dilakukan.
Bravo mak-adang.com yang sudah mengingatkan publik luas.
Alhamdulillah. Semoga dapat dukungan yang luas