Dr. Mondry M. Sos., Ahli Sosiologi Media UB, Malang.
Pemerintah diharapkan segera meningkatkan pelatihan mitigasi bencana dengan melibatkan perguruan tinggi dan media, mengingat adanya kekhawatiran tentang ramalan tsunami di Yogyakarta.
Mak-adang.com, MALANG.
Pakar Sosiologi Media, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya, Dr. Mondry, M. Sos.
“Pendekatan ini akan membantu generasi muda menjadi lebih siap dalam menghadapi ancaman bencana,” katanya ketika dihubungi di Malang, Ahad (13/8).
ADO NAN PENTING : ELNINO? INI TIGA LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN PETERNAK AYAM AGAR TAK RUGI BESAR.
Penulis buku Media dan Bencana tersebut, diminta tanggapannya tadi agi terkait kemungkinan terjadinya gempa besar yang melanda Wilayah Selatan Pulau Jawa.
Sebelumnya, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa potensi gempa dan tsunami di Yogyakarta masih sangat nyata.
Siaran Pers BMKG menulis
DIY, dilalui oleh Sesar Opak, kata Ketua BMKG. Ini terdeteksi mengalami gejala peningkatan aktivitas kegempaan yang harus diwaspadai. Kesiap-siagaan masyarakat harus ditingkatkan untuk menghadapi situasi darurat.
“Sesar Opak memiliki magnitudo tertarget M6,6 dan sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust dengan magnitudo tertarget M8,7 di Selatan Jawa masih terus aktif,” kata Dwikorita.
Tak cuma gempa, tegasnya, ada potensi tsunami setinggi 8-10 meter yang bisa menerjang pantai Selatan Jawa.
Hal itu diungkapkan pada pembukaan ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) 2023 di Royal Ambarrukmo, Kabupaten Sleman, awal Agustus.
Pelatihan mitigasi
Dalam upaya meningkatkan ketangguhan masyarakat terhadap bencana,
Dr. Mondry mengusulkan agar pelatihan dan pengetahuan mitigasi bencana diajarkan mulai dari tingkat pendidikan awal hingga perguruan tinggi.
“Pengetahuan kebencanaan ini perlu diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia, karena negara tercinta kita ini memang rawan bencana.
Indonesia, menurutnya, kawasan rawan bencana, mungkin gempa bumi, vulkanik, banjir, dan kebakaran hutan. Karena itu masyarakat perlu memperoleh pengetahuan dan pelatihan mitigasi bencana.
“Saya setuju jika ada daerah yang menjadi prioritas, yaitu daerah yang diduga dekat dengan pusat bencana”, ujarnya.
Tetapi, ditegaskannya, tetap saja pelatihan mitigasi bencana itu harus diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia. “Saya justru menyarankan, masalah lingkungan dan bencana dimasukkan dalam kurikulum pendidikan sejak PAUD hingga perguruan tinggi” tambahnya.
Dengan adanya pendidikan terkait lingkungan dan bencana sejak dini hingga perguruan tinggi, menurut mantan wartawan harian nasional itu, masyarakat luas–khususnya generasi muda–perlu lebih paham. Jika ada informasi tentang kemungkinan terjadinya bencana, masyarakat sudah lebih siap dan tahu apa yang harus dilakukan.
“Jika pelatihan yang dilakukan tidak menyeluruh dan hanya dalam waktu singkat, saya khawatir hasilnya tidak maksimal. Jika terjadi bencana dikhawatirkan masih banyak korban,” tuturnya (md/rma1).
4 thoughts on “INI SARAN PAKAR TERKAIT ANCAMAN TSUNAMI YANG DIRILIS BMKG.”