Mak-adang.com, RAO-RAO, BATUSANGKAR.
Asap putih masih membubung di Lurah Bawah, Belakang Kantor Wali Nagari, Rao-Rao. Hiruk-pikuk dan panik minta bantuan tidak terdengar lagi. Warga masih menyiarkan secara langsung melalui media sosial sisa kebakaran Sabtu (26/8) pagi ini.
Pihak Pemadam Kebakaran dinilai cepat tanggap dalam memberi bantuan ke kebakaran Rao-Rao. Satu unit mobil kebakaran, telah beraksi memadam api, 30 menit sejak media sosial warga mengabarkan ‘live’ tanpa henti. Pada saat itu, sekejap saja pesediaan satu mobil pemadam kebakaran telah habis disemprotkan. Tapi siraman satu kali dan satu-satunya efektif memutus penyebaran api menjadi lebih besar dan ke berbagai arah.
SABALUN KO : DALAM 30 MENIT, 2 RUMAH GADANG RATA DENGAN TANAH.
Di lokasi kebakaran, Erimen Amir, pegiat media sosial Ikrar Sedunia, menyesalkan ada satu ‘rumah ketek’ yang mestinya bisa diselamatkan. Rumah ketek adalah sebutan untuk rumah baru, yang dibangun di samping atau di depan rumah gadang, Menunjukan bahwa ‘nagari keramat’ ini memiliki hunian asli rumah gadang yang banyak jumlahnya sejak dulu.
Terbersit makna, sekaligus di sini, bahwa rumah gadang di nagari ini, banyak tidak dihuni karena penduduk banyak merantau. Juga dapat dikatakan masyarakat telah berubah, sehingga tinggal di rumah gadang tidak relevan. Termasuk masalah sosial dan internal kaum dalam memeliharanya.
KABA AWAL: KEBAKARAN DI RAO-RAO, KANTOR WALI NAGARI DAN SEJUMLAH RUMAH GADANG TERANCAM HANGUS.
Cepat Tanggap.
Ada lima rumah yang hangus terbakar, termasuk dua rumah gadang. Rumah Prof. Taufik Abdullah, yang diperkirakan akan hangus pula, dapat terselamatkan. Pihak Damkar telah berjasa besar mengatasi kebakaran yang lebih besar dalam aksi di Rao-Rao ini. Erimen Amir beberapa kali menyebut tidak ada sumber air yang bisa dimobilisasi oleh masyarakat, seperti umumnya dari sungai, parit atau simpanan air di sumur/bak milik penduduk.
Sisa kebakaran pagi ini mulai dirapikan. Tampak beberapa pemuda mengangkat seng yang hangus terbakar. Menunjukkan seng yang dipegang telah dingin. Api benar-benar telah padam.
Sebelumnya, dari Balai Rao-Rao, satu warga menyiarkan suasana yang panik. Terdengar ajakan untuk tidak mendekat ke lokasi. Kuatir terkepung sehingga tidak bisa menyelamatkan diri keluar dari kobaran api. Barang-barang berupa pakaian dan spring bed ditumpuk di depan Balai Sotu. Ke lokasi kebakaran tampak kantor Wali Nagari di sebelah kiri, serta jejeran toko Sembako. Lampu listrik masih menyala. Demikian pula ke dalam Los Balai Sotu, yang pagi ini adalah ‘Hari Balai’ hari pasar dibuka dua kali sepekan.
Dari sini langit masih merah. Seketika satu mobil kebakaran datang berwarna merah. Ia membawa harapan. Menjawab rintih dan tangisan yang tadi sangat kuatir api bisa kemana-mana.
Untuk dikata, mobil Damkar bisa meluncur masuk ke Lurah Bawah. Tak berapa lama, dari Balai terdengar ucapan api mulai mengecil. Bisa dikendalikan. Tapi isak tangis masih belum lepas dari mulut penduduk.
Pernah Dulu.
Di balik lokasi kebakaran, pemandangan mengharukan masih terlihat. Hal yang sama terbayang beberapa kali kebakaran di Rao-Rao beberapa puluh tahun lalu. Sejumlah orang tua di nagari ini pernah menceritakan kebakaran menghanguskan lebih separoh rumah gadang di Rao-Rao. “Api membakar dari mudiak sampai ke hilia,” kata satu Mamak di Rao-Rao beberapa tahun silam. Ini cara mereka menunjukan api melintas antar jorong, sehingga puluhan rumah gadang beberapa kaum tidak dapat diselamatkan.
BACA: INI SERUAN DARI UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANTISIPASI BENCANA ALAM.
Ke Depan.
Ke depan masih menjadi pekerjaan besar, bagaimana nasib rumah gadang di nagari Rao-Rao ini. Di balik asap putih, tampak sejumlah rumah yang tidak terbakar. Akan tetapi atapnya sudah coklat dimakan usia. Beberapa sudut lain ada seng yang terbuka atau diterbangkan angin.
Di Koto Kaciak, satu perantau dari Balai Karangan, Eldia, beberapa bulan lalu telah menulis di media ini, setidaknya ada lima rumah gadang yang terancam roboh. Bukan karena api. Auzubilahu min zalik, tapi oleh termakan usia.
MASIH DI RAO-RAO: INI FAKTA BILA NANTI RUMAH GADANG PUNAH.
Resiko selalu ada dan terus berlangsung terhadap keberlanjutan perawatan atau nasib rumah gadang. Saat ini, pagi ini, masih ada pahlawan rumah gadang: Damkar, singkatan dari pemadam kebakaran. Masih ada sinyal dan hape untuk mengabarkan kejadian real-time. Saat ini juga.
Ya saat ini. Entah bagaimana di lain hari. Di lokasi yang sulit akses jalan, juga sulit sumber air. Di sini di Rao-Rao. Nagari Keramat ini (andi mulya). ***
foto-foto: laytang erimen amir.
KABA LAIN : ALUMNI FIK UNP, ZAHARMAN, DIANIAYA DI REJANG LEBONG. DPP ALUMNI KERAHKAN BANTUAN HUKUM.
4 thoughts on “SATU JAM API SUDAH PADAM, DAMKAR DINILAI CEPAT TANGGAP.”