UIN Jamil Djambek Bukittinggi diketahui akan meningkatkan usaha dan bisnis dari aset maupun SDM kampus agar semakin produktif.
Mak-adang.com, BANDARA SOEKARNO HATTA.
Universitas Islam Negeri (UIN) tersebut saat ini sedang menyusun master-plan, dengan mendatangkan konsultan dari satu asosiasi bisnis di lingkungan Kemenag RI.
Asosiasi dimaksud bernama
Forum Pusat Pengembangan Bisnis Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (FP2-BPKAIN), yang berdiri sejak 2017.
Baca: INI ALASAN KEPALA BI SUMBAR AJAK LULUSAN UNIVERSITAS DI SUMBAR BERKOMPETISI.
Ketua Umum FP2-BPKAIN, Dr. Aam Abdillah, mengatakan UIN Bukittinggi potensial mengembangkan berbagai potensi bisnis. Hal itu tercermin dari lingkungan kampus dengan jumlah mahasiswa yang cukup besar serta Kota Bukittinggi sebagai magnet pariwisata terkenal di Sumatera.
“Dalam rangka itu, UIN Bukittinggi mengundang kami untuk memaparkan pengalaman membesarkan bisnis di kampus, sesuai misi FP2-BPKIAN,” katanya. Doktor Antropologi Universitas Indonesia ini mengatkan kepada Mak-adang.com Rabu (20/9) di Bandara dalam perjalanan ke Padang.
Aam Abdillah menambahkan banyak UIN yang memiliki potensi bisnis di kampus. Akan tetapi belum mampu mengembangkan secara maksimal.
Info Lain: Dokumen UNP: INI SEJARAH DAN PRESTASI UKIK DI AWAL BERDIRI.
Hal itu, lanjut dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini, terkait perubahan paradigma kampus sejak menjadi Badan Layanan Umum.
“Ada potensi bisnis, namun banyak UIN mengambil langkah hati-hati dari masalah hukum kemudian hari,” jelas Aam Abdillah.
UIN Bukittinggi, jelas Aam Abdillah, kini mengembangkan Unit Pelayanan Teknis Pengembangan Bisnis, diketuai Dr. Era Sonita.
Layanan dan Laba.
Aam Abdillah mengatakan prinsipnya semua usaha bisnis di lingkungan UIN boleh mencari laba. Namun mengedepankan layanan baik kepada mahasiswa maupun warga sekitar.
“Misalnya UIN punya ruang pertemuan yang bagus, boleh disewakan, tidak mahal bagi konsumen, tapi UIN tidak rugi.”
Misal standard sewa ball room Rp 30 juta. Karena milik kampus boleh disewakan Rp 20 juta saja,” jelasnya.
Yang penting pihak kampus sudah menghitung kelayakan tarif dan berapa lama break even point (BEP/kembali modal). Di sini pimpinan UIN harus memahami ada bisnis berjangka panjang. “Jangan menghitung empat tahun sesuai masa jabatan saja.”
Baca Juga: Catatan Harianku (1070): UNIVERSITAS INDONESIA, DULU TERBAYANG BEGINI.
Aam Andillah mencatat, sejak 2015 kampus UIN unit bisnisnya sukses dan besar adalah UIN Yogyakarta dan Surabaya.
Namun dalam tempo delapan tahun terakhir UIN Gunung Djati Bandung berhasil menjadi terbaik dari jenis usaha dan pendapatan pertahun.
“UIN Bandung termasuk mensupport penerbit jurnal.
Termasuk baru-baru ini yang terbesar adalah layanan sertifikasi halal,”
Sekarang FP2-BPKIAN memiliki 50 lebih anggota dari UIN di seluruh Indonesia. Salah satu produk terbaik selama asosiasi ini berdiri adalah keluarnya Peraturan Kemenag nomor 32 tahun 2021 yang menjadi acuan setiap pengembang unit bisnis di UIN di seluruh tanah air. (andi mulya) ***
Mantap. Semoga dengan adanya forum ini jiwa wirausaha civitas akademi akan berkembang. Ke depan akan melahirkan insan berjiwa saudagar. Profesi kebanggaan Rasulullah selain menjadi petani dan peternak.